Laman

22 Feb 2013

Waspada Sasuke Syndrome

    Cinta Shintya pada Pak Fahmi yang sudah lama dipendam semenjak 21 tahun sebelum masehi itu harus pupus karena sebuah foto antara sahabatnya sendiri, Bunga Mentari, yang berhasil berfoto dengan sang pujaan hati dengan mesranya.




"Gue....gak tau lagi apa yang harus gue katakan ke Bunga. Gue udah pernah bilang ke dia kalo gue suka banget sama Pak Fahmi. Tapi....Bunga tetep aja bersikukuh buat deketin Pak Fahmi."

Setelah kegalauannya yang berkepanjangan, ia mengurung diri (bersama Made) di WC Pria nun jauh di pojok sana. Kabarnya, Shintya membuang semua aura kasihnya dengan ritual khusus, yaitu memotong kuku jempol kakinya yang sudah tumbuh karang yang sehabis diterpa ombak, kemudian ia menyelupkan kepalanya ke kloset, dan menahan nafasnya selama 2 jam. Tapi dia pake alat bantu pernafasan sih, Made membuatnya dari terompet GBK adeknya yang rusak diemut Abi.

 Hari demi hari, siang berganti malam, malam berganti siang, dingin berganti panas, hujan berganti kering, jemuran Shintya gak ada yang ngangkat,

AKHIRNYA

Shintya pun menyudahi ritualnya dan mengabari kami semua via group WhatsApp KovPol. 

"Saya. Sudah keluar." ujarnya, 14 Februari 2013 silam.

Kami pun langsung menjemput Shintya dan Made (yang sepertinya ditenggelamkan di kloset oleh Shintya) langsung ke TKP.

Dan ketika saya lihat Shintya..............................semuanya berubah.

Berubah.

Berubah.

Berubah.

Ya.

Kami tidak memperhatikannya dengan ditel saat itu, sebelum Bu Tri Hardani, guru Biologi kami yang paling cantik itu, memergoki Shintya yang minum di pelajaran beliau, yang seharusnya dilarang minum.

Apalagi Shintya bentuk otaknya itu gak wajar, kalo bulan Januari - Mei, otak kanannya lebih gede , yang kiri seupil, kalo Juni- Desember, otak kirinya lebih gede, yang kanan seupil. Tapi pas itu otaknya lagi dibersihin jadi sementara mikir pake betis dulu.

Shintya minum, kemudian pasang muka bahagia.

Saya punya feeling gaenak.

"Eh nak kamu yang pake jam biru!"

Shintya pasang muka 'Mampus-kompornya-meledak-beneran'.
Dengan wajah tak sinkron dan 11:12 sama pantatnya, Shintya berfikir keras. Hidungnya membesar, mulutnya ngeden.

"Nak! Yang pake jam biru!" tunjuk Bu Tri pada Shintya.

 Tiba-tiba, Shintya mengibaskan rambutnya. Mukanya udah berubah. Jadi sangar kayak anak ayam diwarna-warnain.

"Saya, bu? " tanya Shintya, mukanya masih sangar, nada bicaranya kayak presenter Silet. Bu Tri ngangguk.

"Iya, kamu!"

"Benarkah saya, yang ibu panggil?"  Shintya, masih dengan nada bicara presenter Silet.

"IYA KAMU! Siapa nama kamu?!"

Hening sejenak. Shintya menundukkan kepalanya dalam-dalam. Setelah beberapa saat....Shintya mengangkat wajahnya.

"Saya..................."

Angin berhembus ....................................(Saat itu Faisal lagi latihan niup balon)
Semua merasa tegang............


"....Sasuke.....Uchiha. Adiknya Itachi......"

Antiklimaks.

Hening total.

Nadanya masih sama kayak presenter Silet.


"Kenapa kamu bercanda?!"


Shintya ngupil bentar, terus jejelin upilnya ke Sarah.

"Saya. Ingin menghancurkan Konoha." Nadanya masih sama. Matanya menyipit. Ia tertawa jahat ala nenek sihir.

"KENAPA KAMU MAU NGANCURIN 39 HAH?!"

Shintya meronta ronta. Mukanya masih sangar kayak angsa dicukur. "Bukan 39 Bu. Ko...no...ha..." nadanya masih ala presenter Silet. Cuman ini lebih ditekankan kembali.

"Konoha?! Dimana itu?!"

Shintya tertawa. "Konoha, adalah desa......yang ingin saya hancurkan. Konoha....desa......deket rumah saya, bu."

Bu Tri kayaknya mikir : 'Ini anak IQ-nya < -1 kali ya. Udahan aja deh.'

    


SHINTYA BEREINKARNASI MENJADI UCHIHA SASUKE........................

INI SHINTYA!

INI SHINTYA!!!!!!
BENARKAH INI SHINTYA?!
SHINTYA UNMOOD PULPENNYA JATOH!
SHINTYA BERANTEM SAMA MADE!!!!!
SHINTYA KENA CACAR!
TANGANNYA SHINTYA YANG DERMATITIS ITU ITU DEH!
SHINTYA BEDAKAN!!!
Sasuke mati dibunuh.
         
 Well, benefits dari Shintya bertransformasi jadi Sasuke itu adalah....dia lebih waspada dengan segala hal.


 Misalnya serangan dari Made Yussinta alias Uchiha Madara itu ketika pelajaran IBD dengan tugas : harus nulis 40 pendapat para ahli dalam dan luar negri. Dan itu membuat tangan keriting. Apalagi harus tukeran jawaban satusamalain dikelas.

Karena sedang buru-buru, Shintya, saya, dan Astrid dengan kecepatan turbo mengerjakan tugas itu tanpa mempedulikan tulisan kami yang mirip sandi rumput itu. Malah si Shintya nulis pake bahasa morse. Ada kanji sama hangul-nya juga malah.

Lagi seriusnya ngerjain itu dengan kecepatan 10 km/menit, tiba-tiba, Uchantiha Madera datang, pake mata melotot ala Bali, terus mencondongkan wajahnya ke kuping saya, sambil nyanyi...........

"Bujangaaaan..... Bujangaaaan..... NANANANAANAANAA NAA NAA NANA NANANANANANANANA...."

Hening dulu sebentar sebelum Uchantiha Madera balik lagi ke kursinya dengan lari sprint.

Kami bertiga ngakak.

Kecepatan nulis saya berkurang 10 %

Kecepatan nulis Astrid berkurang 15 %

Shintya pensilnya langsung ilang. Dia badmood.

Kemudian, Shintya, dengan wajah Sasuke-nya langsung memperingati dengan wajah sangar,

"Itu adalah taktik lawan melemahkan musuh! Kita harus waspada. Kita harus membalasnya!" Ujarnya, nada presenter Silet. Kecepatan nulis saya berkurang 20 %.

"Bagaimana cara melawannya, Kolonel Sasuke?!"

"Dengan berjoget." Sasuke menjawab, nada presenter Silet.

"Maksud lo?"

"MENURUT LOOOOO?" Kalo ini nada manusia bersuku cadang dua yang biasa mangkal ditengah jalan.

Kemudian, Kolonel Sasuke berujar lagi, "Misi ini adalah rahasia. Jangan sampai tersebar...karena akan tersebar.........................................................................Ingat itu."

Semuanya hormat pada Kolonel Shintya.

Sebelum menjalankan taktik untuk melemahkan lawan, kita foto dulu, karena foto Kolonel Sasuke dapat melemahkan belalang sembah betina yang sedang memakan kepala suaminya.

Me, Kolonel Sasuke, dan Astrid si imut. 1000 belalang sembah tewas.


Ada hal lagi ketika Shintya kembali kambuh penyakit Sasuke-nya.

Ketika pelajaran Olahraga, volly.

Ketika semuanya mendapat giliran menggebuk bola volley keatas keatas dan keatas, Sasuke pun mendapat gilirannya.

Ketika ia menerbangkan bolanya ke udara, dan gagal menggebuknya......


Semua tepuk tangan.

Sasuke panik.

 Kemudian ia nyoba lagi. Berhasil, tapi itu bukan gebuk. Nempelin tangan di bola vollynya.

Tetep semuanya tepuk tangan.

Sasuke mulai terusik.

Yang terakhir, ia melempar ke udara, terus bolanya nancep di gigi geraham belakang-nya.


Semuanya standing applause.


Sasuke marah.

Ia langsung berubah, seperti ini...





 ........sambil berbisik "INI TAKTIK LAWAN! KITA HARUS MEMBALASNYA! DENGAN....BERJOGET!"

Akhirnya kami semua tari kecak.

Sasuke yang berdiri.


Dan Shintya yang berenkarnasi jadi Sasuke ini kadang mengganggu saya. Dia suka jilat-jilat pulpen saya, suka potong kuku kaki diatas meja saya, suka nyanyi opera di kuping saya, suka latihan kedip kedip mata 2cm didepan saya, suka ngupil meper ke batik saya, suka jemur kaos kaki di tempat makan saya, suka niup balon ke muka saya, suka ngaku-ngaku hamil, suka muntah gak jelas, dll deh. Pokoknya kadang-kadang dia suka aneh.

Makanya, pas pelajaran Pkn, Bu Ermi nyuruh saya buat ngambil LKS di kantor guru (sendirian!), saya sebenernya seneng banget, bisa jauh dari makhluk dari kembaran planet Pluto itu. Saya langsung lari ke pintu, terus menuruni tangga. Pas mau menuruni tangga kedua, tiba-tiba ada yang teriak...suara jelek banget sumpah, kayak cicak lagi radang selaput otak.

"MIRAK!"

Jelas banget ini suara Sasuke.

Saya ngeliat keatas. Si Sasuke itu nyengir nyengir lebar, sambil jalan ngangkang kayak abis sunat laser. Saya terkejut.

"Shintya?"

"MIRAAAK!!!! AKHIRNYA GUE BOLEH KELUAR! HAHAHAHAHA WE MEET AGAIN! INI TAKTIK LAWAN BUNG!"

Saya gebuk Shintya pake sarung tinju tepat di mukanya.

Kemudian, saya dan Shintya pun berjalan ke kantor guru, dengan Shintya yang mengoceh tentang taktiknya buat melumpuhkan senjata Vito.

Oh ya.

Vito Savero.

Gebetan baru Shintya.

Shintya baru aja move on dari Pak Fahmi setelah insiden kemarin, saat Shintya memuji kalo Vito itu adalah pria dengan ide brilliant buat hal hal iseng, dan disaat itu juga Vito mengedipi Shintya.

Dan Shintya teriak di kuping saya.


"AAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Pas saya liat kebawah, Shintya udah gak napak lagi. Melayang gitu. Kayak TinkerBell gini...




Dan sejak saat itu, Shinsuke Uchilestari tidak bisa melupakan Vito Cullen.

Saya bilang ke Shintya, kalo Vito itu pernah ikutan casting Edward Cullen.

Dan sebenernya, dia lulus. Secara kan ya, dia perfect banget.

Tapi, dia gagal.


Karena dia item.

Kalo dibedakin jadi abu-abu. Ini vampir apa korban letusan krakatau?

Ini Vito. Itu pistol airnya. Yang dibelakang itu motor-motoran yang kalo dimasukkin gope bisa jalan maju mundur.



Akhirnya Vito ikut casting Jacob Black.


SEBENERNYA sih, lulus banget. Kenapa?


Pengujinya itu ngeliat Vito, so perfect.

Dengan kulit coklat tan yang menawan kayak pisang coklat di koperasi 39,

Perut sixpeck, twelve pack malah digandain,

Tubuh tinggi dengan karisma full,

Rambut yang funky kayak Slank,

Gapunya tai lalet di idung.

Mancung 3 cm

Matanya sipit.


Dan dia emang sih ya, 11 12 banget gitu sama Taylor Lautner.

"Gantengan Vito sih, sebenernya." bantah Sasuke yang saat itu lagi makan nasi padang sambil main playstation punya tetangganya yang minjem dari sodaranya yang dipinjem dari sepupu jauhnya.

Dan kenapa Vito lulus tes?


Ceritanya gini,


Jadi, ketika sang penguji itu hendak memilih Taylor Lautner, tiba-tiba, si Vito menghentikannya.

"TUNGGU DULU, SUTRADARA!"

"APA?! KAU TAK LULUS! KAU TIDAK SETAMPAN DIA! DIA KALO DIBEDAKIN GAK ABU ABU KAYAK KAU!"

"a a a a." Vito nyuruh diem Sutradaranya sambil naro telunjuknya di bibir sutradaranya.

"Liat dulu."

Kemudian tiba-tiba Vito mundur.


Terus berubah jadi srigala.




Vito lulus casting. Karena editornya gaperlu repot-repot ngeditnya.


Tapi Vito gak ngambil peran itu. Karena dia ikut konser jelmaan Big Bang, Little Bang , yang lagi mengadakan World Tour di Jakarta.


Shintya makin jatuh cinta. Apalagi pas bagian Vito berubah jadi srigala.

Dan dia bikin rencana status Twitter kalo mereka jadian.


Seminggu.

Shintya : V.
Vito : S.


Dua minggu

Shintya : V's.
Vito :   S'.

Tiga minggu


Shintya : Vito's
Vito : Shintya's

Sebulan


Shintya : VitoSavero's

Vito :   ShintyaLstr's


Dua bulan


Shintya : VitoSavero's
Vito : ShintyaAyuLestari's


Tiga Bulan 


Shintya : VitoSavero's *gambarcincin*
Vito : ShintyaAyuLestari's *gambarmonyet*


1 tahun


Shintya : Forever Yours, Vito Savero
 Vito :  Always be my pet, Shintya Ayu Lestari


2 Tahun


Shintya : Aku hamil.
Vito : Aku bunting.


3 Tahun 

Shintya : Kamu dimana to?
 Vito :........



4 Tahun


Shintya : Aku keguguran.
 Vito : Aku ngga.



Kisah cinta mereka memang rumit..



Tapi kisah cinta asli dari Shintya Ayu Lestari lebih rumit lagi.



Kenapa?



Gatau.

 Mungkin karena dia terus memikirkan dendamnya pada Konoha, dan berambisi untuk menghancurkannya. Terakhir saya liat sih dia salah ngancurin. Malah ngancurin sarang semut. Emang Shintya ini anaknya dendam sama semut. Semut ga salah apa apa lagi lewat, digencet. Kadang kadang dengan sengaja didudukin itu semut terus pantatnya digesek gesekkan dengan penuh benci.

Katanya, "INI TAKTIK LAWAN! KITA HARUS MEMBALASNYA! DENGAN BERJOGET!"


Tari kecak.
























Bagaimana dengan Sarah dan Made?



Ya, mereka lagi slek karena Sarah dengan tidak sengaja menggebukkan bola voli ke mukanya Made. Made bukannya kesakitan malah nyanyi Bujangan. Si Sarah malah Pacar Lima Langkah.



Udahlah. Yang bener disini cuma saya, Bunga, dan Astrid aja.


HIDUP 3 KASTA ATAS!


Tertangkap basah mencuri ketimun dan sawi untuk praktek Bahasa Inggris, Sasuke Uchiha tertidur di pengadilan.





BYEEE!!!!!!!!!!!!

8 Feb 2013

Made dan Shintya, penakluk Jalak Bali.


Haloooo sudah lama tidak bertemu. Rasanya kangen banget nulis-nulis kayak gini. Secara semester dua ini kebanyakan nulis rumus, nulis rangkuman, nulis surat, nulis surat cinta, nulis surat benci, nulis surat izin ke kamar mandi, nulis surat gamau joget, kemudian gambar ekspresi muka, gambar ekspresi tangan, gambar ekspresi jempol kaki, gambar ekspresi jempol kaki lagi ditekuk, sampe gambar ekspresi udel.

Tapi dari kesibukan itu semua, ada dua hal yang bikin saya gasempet nulis blog.

Banyak PR, dan latihan lomba Paduan Suara.

*suara tepuk tangan*

Yaap. Akhir-akhir ini saya sering dispen buat latihan lomba untuk tanggal 31 Januari 2013. Karena dispen, Shintya, Astrid, dan Made kadang-kadang suka aneh. Emang, mereka suka aneh. Padahal dispen itu gak enak. Ketinggalan pelajaran.

Kalo ada kakak kelas yang dateng ngasih surat dispen ke guru, pasti saya disuruh pergi cepet-cepet.

Made yang lagi nulis dengan jarak mata ke buku sebesar 2 cm itu tiba-tiba nengok ke saya dengan hidung kembang kempis (tapi kebanyakan kembangnya), terus mulutnya mangap sebesar mulut lalet, tiba-tiba tangannya ngusep-ngusep satu sama lain, terus tumbuh sayap, tiba-tiba terbang sambil bunyi ngiung ngiung, terus nemplok di Vito. Ternyata dia laler ijo. Vito nyentil Made.

Apa-apaan sih. Pelecehan banget...si Made.

Pokoknya abis itu Made pasti ngeliatin saya pake tatapan ala Balinese-nya itu terus ngusir. "Sana pergi cepet! Gausah balik-balik lagi!" terus dia balik nulis. Anjir banget ini bocah.

Kalo Sarah sama Astrid palingan kayak mafia bando. Lengan dilipet didepan dada pake muka sangar teletabis. "Pergi sana! Pergi! Dispen sana dispen! Gausah belajar sana sana!" Ini juga sama aja. Kalo Bunga cuma ketawa tawa doang. Karena dia adalah anak yang baik hati yang suka makan nasi pake ayam dan belajar Ekonomi biar jadi kayak Bu Teti, dia cuma nyemangatin saya buat latihan. Kalo Shintya...

"Cuy jangan lupa oleh-oleh yak." ingusnya meler meler.

".................gue bukan mau keluar negri, Shin."

"Lah emang ngga?"

Shintya suka aneh.

Tapi terkadang kalo saya dispen, Sarah laporan kalo dia suka kedinginan sendiri di pojokan. Kesepian. Kadang saya ga tega gitu ninggalin Shintya tanpa memberinya api unggun terlebih dahulu. Shintya gabisa bikin api unggun pake batu. Dia bisanya pake korek. Makanya dia ga hebat.

Anyway.

Made dan Shintya.

Mereka adalah soulmate sehidup, sejiwa, seubun-ubun, dan satu komplek jauh-jauhan.

Mereka itu suka ketawa sendiri, padahal gaada yang lucu. Makanya tingkat kasta mereka itu paling bawah.

1. Saya. (HAHAHAHA)
2. Bunga. (HAHAHA)
3. Astrid (HAHA)
4. Sarah (HA)
5. Made
6. Sherly

Sherly itu Shintya, btw. Ceritanya dia curhat. "Nama gue di absen Shintya. Sering banget dipanggil Sinta, atau Santi. Padahal kan nama gue Sherly."

Cara Made dan Shintya berkomunikasi adalah bilang 'OKEH. OKEH.' Sambil menyatukan ibu jari dan telunjuk mereka dengan jari tengah, manis, dan kelingking diangkat. Jadi itu membentuk sebuah O.

"YANG PENTING OK!" Kata Made, cewek 'polos' yang bawa terompet GBK buat nyupport futsal XB. Bopung sekali bukan.



Bodohnya, Shintya suka banget nanggepin pake gaya. Misalnya,

Sambil nungging.



Sambil kayang.






Sambil bikin Pyramida cheers



Sambil mainan pom pom



Sambil berpose gaul


*nyanyi sik sik sibatu manikam*

Yang penting OKE





Oke.



Waktu itu Shintya kayak sok-sokan nanyain nama bokapnya Made. Pengen PDKT sama om-nya padahal. Atauga Bang Hasan, abang-abang ojeknya Made yang sangat dicintai Made. Yang kalo bales sms hurupnya gede gede semua. "Bang Hasan jemput Sinta sekarang yaa." "YA" tapi kalo di hp saya "YA" nya itu gede banget.

"IH MADE MAAAH NAMA BOKAP LU SIAPA?!"

"IIH GAMAU AH!"

"IH CEPETANNN!!!!!!!!!"

"GAAA!!!!!!!!"

"CEPET! GUA BUNUH BANG HASAN NIH!"

"I Wayan."

"Oh."

Saya ngeliatin muka Shintya yang warnanya abu-abu di kegelapan itu.

"Nama bokapnya si Rana juga I Wayan. Jangan jangan kalian sodaraan ya." kata saya. Maksud saya bercanda doang kan ya. Jelas orang Bali punya kasta. Shintya malah pasang muka oon plus kaget. Roknya terbang tiba-tiba. Tau dah kenapa padahal gadiapa apain.

"Emang iya mir sama?! Ih bisa kebetulan gitu yah!" ujar Shintya semangat sambil ngangguk-ngangguk terus telunjuknya diancungin sambil digerak-gerakin. Mukanya bahagia, iya bahagiaaaa banget.

Saya sama Made bertukar pandang.

"Lah emang itu kasta kan, Shin....ngapa lu norak dah."

"Oiya ya! Ada I, Ni, Made, Wayan, Gde, Nyoman..." Shintya malah tiba-tiba sok tau. Saya aja gangerti. Si Made yang 'ngaku'-nya orang Bali aja nggak. Bayangkan ke-oon-annya ketika guru Jerman suruh dia maju bacain biodata dia. Dan dia bilang dia orang Jakarta.

"Made Yussinta? Kamu orang Jakarta?"

"Iya bu!" Sinta semangat banget kayak abang becak.

"Loh. Made kan bali? Kamu seharusnya orang Bali dong, ya? Kamu dari Bali kan?"

Made pasang muka bloon.

"Oh iya deng bu.. saya orang Bali."

-_-

Kemudian, si Shintya kembali nyeletuk lagi, "Kenapa namanya I Wayan? Kenapa gak.... C. Wayan gitu biar beda?"

Oonnya kambuh. Dikira C apaan? Christoper? Craig? Clein? Cumi? Cuka? Cabana? Cmungudhcmungudhea Wayannnnn! ?

Terus Shintya curhat lagi. "Lu tau kan nama mak gua Sri Hartati?"

Made sama saya ngangguk.

Shintya ngupil bentar pake jempol kaki, terus nyedot ingus, baru ngelanjutin. "Tau gak nama nenek gua siapa?"

"Ya kagak lah. Kudu gitu kenalan sama nenek lu?"

"Dulu sih diwajibkan sekarang kaga."

"..........yaudah siapa?"

"Sri HartatiK." ujar Shintya pake penekanan 'K' di akhirnya. Otomatis saya sama Made ngakak. Apalagi Shintya yang ngomongnya itu pake penghayatan. Antara sedih sama pengen ketawa.

"Ehanjir dah! Seriusan????" tanya Made sambil ngakak.

"Iyak. Gua kadang suka bingung."

"Itu kira kira kenapa bisa gitu shin?! wakakakakkaka!" saya ngakak.

"Tau nenek gua gak kreatip banget yak. Bayangin aja beda di 'K'-nya doang. Mana emak gua dipanggil Welly lagi. Itu Sri Hartati, Welly dateng dari mana coba?!"

Saya sama Made tambah ngakak. Shintya durhaka banget, sumpah.

"Tapi masih mending ya shin daripada nenek lu namanya 'Sri Hartatih'. Itu bener bener H gabakalan dibaca dah yakin." Shintya malah ngakak sambil gebuk gebuk jendela sampe Pak Junarto kaget.

"IYAYAK! UNTUNG BUYUT GUA BISA NGERAMAL KALO ANAKNYA GAK KREATIF! HAHAHAHAHAHAHAHHAA!"

Ini durhaka.

"Mending yak. Nanti coba ditanyain sama temen lo. 'Nama mak lo siapa shin?' 'Sri Hartati' 'Panggilannya?' 'Welly' 'Loh...?' 'Iya emang daridulu dipanggilnya itu.' 'Yaudah deh...nenek lo namanya siapa?' ' Sri Hartati.' 'Hahhh? Sama?' 'Kaga, nenek gua R-nya dobel.  Sri Harrtati.'"

Sumpah ini ngakak.

Beberapa saat sebelum dispen, saya tanya ke Shintya.

"Shin, kenapa nama lo gak disamain kayak mama sama nenek lo?"

"Iiiih udah gabisa. Masa setiap anak suku kata berkurang. Masa gua Sri Hartat? Mau ngeharepin apa? Anaknya kayak pantat?"

Kenyataan. Cling.

Abis Made sama Shintya mencoba terbang pake geyser, saya diajak foto sama Pak Solihin, guru fisika kece tapi kalo ngebully kacau yang kalo nyengir itu luar biasa banget kasepnya. Dan prosesnya itu bener-bener absurd.

"Eh, Naomira. Udah foto tadi?"

"Udah pak. Muka datar banget."

"Oh udah. Ayo foto sama bapak!"

"Eh..beneran?"

"Iya."

Terus bapaknya ngasih hp ke kakak kelas 12. Kakaknya nanya, "Ini siapa pak?" kan saya mau kabur ya, takut dijawab "Ini kemaren dia perakit bom kentut. Juara satu Internasional.", eh ternyata malah dijawab,

"Ini anak bapak."

Hening. Saya bingung mau jawab apaan.

"Eh serius pak?"

"Serius lah. Ini anak kelas 10 loh. Anak bapak ini."

".............iya ya. Mirip sih. Kecuali kumisnya."

Kenapa kakak ini percaya.

Tapi fotonya saya jadiin pp whatsapp sih.

Kembali ke Made dan Shintya.


Penakluk Jalak Bali.


KENAPA?


Ya karena Made orang Bali. Shintya? Gak tau. Dia kemaren bisa menaklukan petir dengan tangan kosong.
















Jereng jeng jereng jeng. *backsound Mario Bross*

Kalo Made, dia terakhir saya liat, jadi pawang Macan aja. Ga berubah ubah. Tapi ada modifikasi sedikit, sih. Dia kemarin tampil beda di majalah Trubus edisi 'Hewan Berprestasi'.




OKE OKE




















Sejarah Made dibully?

Yaaa...ga lebih ga kurang sih itu semua gara-gara Bunga Canthini. Karena Bunga ini daridulu suka memperbudak teman sebangkunya, tapi ia mengaku bahwa membully Made Mentari ini lebih nikmat daripada memperkerjakan Faisal sebagai supir ondel-ondel-nya.

Lagipula, Made gapernah protes, kok.

Dia adalah anak yang sabar.

Tadinya saya kira dia alim, baik, rajin menolong, rajin ibadah, rajin ngerjain PR, rajin ngerjain PR orang lain, rajin mijetin orang tua, rajin mijetin orang lain, rajin benerin gorden, rajin bukain kap AC kelas, rajin ngelap muka Shintya pake permak...

Ternyata tidak, sodara sodara.

Kalo kita berbicara tentang 'sesuatu' yang mengacu pada 'sesuatu' (if you know what i mean)...pasti yang paling pertama konek itu Made. Dan dia pasti langsung ngomong "AMBIGU....". Padahal saya, Astrid, Bunga, sama Shintya dan Sarah pun belum ngerti sebelum dia ngakak gak berhenti sampe jam 4 pagi. Terus yang ketawa kedua, kalo gak Astrid, ya Shintya. Baru Sarah. Baru Bunga. Baru saya. Entah kenapa saya lola kalo soal ambigu-ambiguan. Beda sama Made yang otaknya cepat merespon.

Contohnya:



Terus mukanya pasti gini :

Peter Parker Spider Man -  Ambigu.......


Atau, kalo lagi sok polos :

How about no bear - GAK GUE GAK NGERTI

Kalo Shintya sih,

Rich Prick  -  lo ngeres bos


Ngomong-ngomong soal ambigu, Made pernah bilang, kalo cowok di Bonaventure yang polos cuma Wira doang.

Itu juga Wira 'konek'-nya kalo masalah tumbuhan.

Misalnya,

Kalo anak anak cowok suka ketawa cekikikan pas guru Agama, atau Biologi nerangin soal Reproduksi. Itu manusiawi ya tolong.

Kalo Wira.

"Yak. Jadi ini putik bunga..."

"HIHIHIHIHIHIHI AMBIGU...."


Geblek banget sumpah.


Tapi bener deh, ngebully Made sama Shintya itu rasanya seperti penyembuh luka. Misal lagi galau. Bully aja Shintya. Suruh ngepel. Pasti anda akan merasa tenang dan tentram.

Oh, ya. Hari ini hari Jumat. Jadi olahraga itu ada tugas buat bikin gerakan senam. Dan oonnya, Vito dapet undian gerakan shuffle, dan oonnya lagi dapet giliran nomor 1. Saya pengen bunuh Vito sebenernya. Tapi dia gede kayak Brontosaurus dihamili T-Rex. Eh ngga deh. Vito mah ganteng. Perfect banget pokoknya sampe Shintya sama Made Bunga rebutan.


Dan tadi, Shintya itu agak minta dibully ya tolong. Dia gabawa baju olahraga. Dan dia satu kelompok sama saya.

"Ah gimana sih lu shin."

"Gue lupaaa"

"Lah ini bawa sepatu olahraga buat apaan?"

"Buat hockeyyyy"

"Ah sok imut looo warna pink-pink. Gimana nih senamnya"

"Au ahhhh..."

Kemudian, Shintya akhirnya izin ke gurunya, dan Alhamdulillah bu Mul baik sekali pada anak sebatang kara di XB ini dengan muka abu-abu jika dibedakkin.

Akhirnya dia jadi pemutar musik.

Sementara kami shuffle.

Mana si Made bukannya shuffle malah tari perut remix tari piring. Taudah itu piringnya dapet darimana. Entah Edo yang bawa ke lapangan apa Faisal les sulap.

Dan ketika kami ngos ngosan, Shintya nyengir kuda sambil garuk garuk behel pake cottonbud. Enak banget ya anaknya bu Sri Hartati, cucunya bu Sri Hartatik. Udah ga ikut shuffle, dapet nilai, jadi DJ semenit lagi.

Mana pas relaksasi dia nyetel lagu Nicki Minaj.

"Eh, lu mirip Nicki Minaj tau shin."

"Lah apaan sih lu. Ngomong tuh dijaga dong."

"....."

"Jelas jelas cantikan Nicki Minaj daripada gua."

"......................BUAHAHAHAHA."


Karena jenuh dengan Nicki, ia move on ke lagu Butiran Debu. Absurd.


Setelah selesai olahraga, pelajaran Bahasa Inggris. Tugas bikin poster. Karena tingkat harga diri Sarah berada di nomor 4, jadi dia agak giting. Jadi, ia berinisiatif untuk mengganti nama band, nama sponsor, untuk tugas bahasa Inggris.

Maroon5 : Manyun5
Prambors : Primbon
Hotel Mulia : Hotel Mauliat
Coca Cola : Cola Coca

Dan yang paling ngenes adalah nama Bank yang dijadikan pelampiasan dukanya karena dia jomblo.

Mandiri : Sendiri.

 OKE OKE
 

















Dan sambil ngerjain poster, kami ngomongin tentang apa apa yang harus dipersiapkan buat jadi supporter XB buat hari Sabtu. Shintya usul bawa terompet GBK. Tadinya sih, cuma buat bercandaan. Tiba-tiba, si Made, yang entah asalnya darimana, pake syal berbulu dan rok sepaha kebetulan bulu kakinya belum dicukur itu dateng, dan ngomong pake suara bass :

"Gue punya terompet itu dirumah."

Ketara bopungnya.

Baiklah. Made bawa itu.

Kemudian kami mulai ngomongin jam datengnya. Terus spanduk, dan Sarah usul pompom. Anak cheers ga kesampean. Malah si Shintya semangat banget nanggepinnya. Dia buru buru mau bikin piramida berputar sama Made. Berdua doang. Katanya berdua lebih baik daripada berenam. Terus mereka nyoba buat. Taunya jadi kayak tanda iluminati. Besoknya Shintya sama Made diadili di ruang BK karena membentuk piramida disembarang tempat. Edo juga ikut diadili. Gak tau salahnya apa.

"Mir, besok gimana nih?" tanya Shintya.

"Jam 9 aja apaya?"

"Jam 9 gak kepagian? Lu les kan ya?"

"Iyasih. Tapi gue takut telat juga shin."

"Gimana dong? MHT-nya? Gue juga banyak jadwal buat tidur nih. Ini aja ngantuk."

"Yaudah jam 5 aja."

"Ya. OKE OKE."



















Shintya ngomong lagi "Kaga kepagian mir?"

"Maksud gua jam 5 sore. Soalnya siangnya ada futsal."

"...........bego lu mir."

"OKE OKE."





















Oh ya, saat forum Padus tadi, Made membuat satu kesalahan.

"MIR! ASTAGA! GUE KAN TADI MINTA JEMPUT BANG HASAN JAM 3!"

"Nahlo made...ini udah jam setengah 5 dudul-_-"

"Mir, bang hasan bales sms gak?"

Saya ngeluarin hp. "Bales de. Katanya dia udah didepan sekolah.....nungguin lu daritadi jam 3 Madeeeee."

"YAAMPUN MIR!!!"

Akhirnya si Made sms bang Hasan dengan panik. Dan minta maaf. Mukanya merah. Berkaca kaca.

"Gimana Made?"

"Gue udah minta maaf. Gue harap hubungan gue sama dia ga berakhir disini."

"...........................OKE OKE."

"OKE OKE."






















Dan setelah forum Padus. Ketemu lagi sama Shintya Sarah. Shintya sok imut banget pake sepatu pink, mau hockey. Si Sarah udah kayak Lumut pake ijo ijo.

Pas saya turun sama Made dan Chandra, si Shintya sama Sarah bener-bener kayak bopung. Made juga.

Si Shintya udah main 'OKE OKE' gak jelas sama Made.

Sementara Sarah....pas ruang audiovisual dibuka sama Pak Untung...dia merasakan angin sepoy sepoy yang bersumber dari dalam. Sarah cengengesan.

"Ih adem banget didalem hehehe..." mukanya udah kayak Alya di Si Biang Kerok Cilik. Mungkin fikirannya 'Ah, ini ruangan palingan sepi. Dipake buat rapat doang. Kayaknya gue bisa merakit bom didalem. Lagipula perut gue udah penuh.'

Akhirnya, Made si bopung tingkat tinggi itu dengan polosnya terhasut oleh Sarah, dan membuka pintu itu. Dia langsung nutup pintunya dengan panik.

"ANJIR BANYAK BANGET GURU!"

Saya, Shintya, sama Chandra liatin Sarah sama Made.

"Tapi sar, kalo kata gue, lu masuk pun gabakal ketauan tau."

"Kenapa mir?"

"Ya palingan lu dikira lumut merambat."

"Anjrittt!"

Diem sejenak.

"....bukannya harusnya Didinium berputer?"

Bayangin aja Lumut bertubuh didinium muter muter di ruang audiovisual. Tiba-tiba guru guru bertebaran keluar karena panik. Terus si Sarah dikenakan 10 pasal dan dipenjara seumur hidup. Gara-gara pake baju ijo terus muter-muter. Sementara temen-temennya lagi seneng seneng main lumpur terus cuci kaki di kolam renangnya Wira.

 Ah pokoknya, kalo soal bopung, Shintya sama Made lah masternya. Sarah mah, kalah. Dia cuma menang kalo lagi ngomongin si Biang Kerok Cilik. Soalnya kami gak ngikutin ceritanya sementara dia gamau ketinggalan 1 episode pun.


Eh sumpah saya ngantuk banget. Mau bobo dulu ya. Kapan-kapan saya akan share beberapa cerita yang gak jelas seperti biasa. Daaadaaaaah :*