Jumat kemarin, saya dan Mama memutuskan untuk mentraktir beberapa teman-teman dan guru-guru di sekolah.
Hitung-hitung, ini sekalian makan-makan terakhir saya sama guru-guru, atau mungkin masih ada kesempatan, sih, cuman pasti kecil banget kesempatannya.
Saya memutuskan mengajak empat guru terdekat saya ; Pak K. Sitinjak, Pak Maurid Panjaitan, Bu Endang Adji, dan Bu Wulandari. Beliau-beliau ini adalah Tim Hore saya di sekolah ketika saya mau menghadapi suatu ujian, Try Out, dan semacamnya. Dan kebetulan saya sudah mengenal mereka dari saya masih embrio di SMA, dan beliau-beliau sangat baik kepadaku, ah, jadi terharu.
Mama mendukung keputusan saya untuk mentraktir beliau-beliau ini. Mengingat saya (Alhamdulillah) sudah dapat PTN, jadi saya banyak waktu luang.
Karena saya dan Mama gaya-gayaan mau nraktir padahal dompet kami tipis, kami bingung.
Akhirnya kami memutuskan ngadalin Papa.
"Ma, traktir dimana, nih, guru-guru?"
"Em, dimana ya, Pizza aja deh!"
Tentu saja guru-guru makan Pizza itu biasa banget. Malah w suruh bayar sendiri kali. (Enggak, ini emang karena dompet gue tipis banget.)
Kemudian, Papa, dengan wajah heroik dan saat itu masih pake kaos oblong abis pulang kerja, menoleh cepat.
"Ngaco kalian. Mana mau guru-guru makan Pizza! Kamu nih ada-ada aja, Mira! Cari yang lebih cocok dikit buat traktir orang-orang yang lebih tua!"
"Apaan dong," saya pura-pura bego. Eh, engga, emang saat itu bego karena emang ga kepikiran.
"Papa saranin sih di McD."
"PAPA KIRA PAK SITINJAK MAU ULANGTAHUN YANG KE LIMA TAHUN TERUS PERLU BADUT MCD DAN MINTA GENDONG ABIS ITU DIKASIH KUE ULANGTAHUN SAMBIL MAIN PEROSOTAN SAMBIL DISALAMIN ANAK-ANAK SEBAYANYA TERUS DICIUM PIPI KANAN KIRI SAMA MAMAPAPANYA, PA?! YANG BENER AJA!"
"LAH EMANG ENGGA?!"
Papa saya menyedihkan.
Akhirnya mencoba serius dikit, Papa saran di Bebek Tepi Sawah, makanannya enak banget, memang, khas Bali. Saya waktu itu makan, porsinya besar sekali, dan saya ga sanggup makan dua hari.
"Kalo disitu, Papa yang bayar, ya." Mama mulai memainkan monopoli pikiran Papa.
"Iye, iye."
Akhirnya Papa fix bayarin. Hore.
Karena gak mungkin saya menjadi orang paling muda di antara Tuan dan Nyonya Besar sekalian, saya memutuskan mengajak beberapa teman, yang (Alhamdulillah) juga sudah mendapat PTN dan banyak waktu luang ; Bunga, Adit, Carlo, dan Bintang (Bintang ini anaknya Bu Wulan yang selalu memaksa saya main ke FH karena cowok-cowoknya katanya ganteng)
Saat itu saya lupa Rayzi masih hidup.
Tampilkan postingan dengan label my story this day. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label my story this day. Tampilkan semua postingan
1 Jun 2015
Bebeknya Masih Ada.
What stuck in here
family,
friends,
my story this day
23 Des 2013
Stula itu.......
Jam 14.30 tadi, saya bangun di kamar
mamapapa saya. Rasanya aneh…ketika bukan pemandangan kursi kursi didalam bus
yang saya lihat ketika saya buka mata.
Oh, iya. 5 hari lalu, saya dan segenap
keluarga Galan 2015 pergi Stula (Studi Lapangan) tepatnya pada tanggal 16
Desember 2013 bertempat di Bandung-Jogja.
Dannnn selama Stula itu, saya menemukan
rasa kekeluargaan yang bener-bener gabisa tergantikan di Scensix.
Gimana ceritanya selama 5 hari itu? Simak
kisah berikut ini (halah matiin aja udah)
What stuck in here
friends,
my story this day
13 Des 2013
Scensix und Chamonix
Haiiiiiii
Baru
kusadari blog ini tak pernah ku update lagi *nyanyi pake nada Pupus *
Yak.
Akhir-akhir ini saya emang gemar menyanyikan lagu tersebut dengan piano ataupun
gitar juga boleh. Tapi bukan itu intinya.
Selain
lappy utama rusak, inspirasi di otak bener-bener kopong dikarenakan temanteman
baru di XI IPA 6 (yup, Alhamdulillah saya masuk IPA dengan rapot yang telat
diambil oleh mama sehingga Bu Ermi bilang ‘gimana bu ya…anaknya naik gak ya
bu…kok udah duduk manis di IPA ya bu yaa?’ dan ocehan Pak Solihin ‘Lah kamu
bukannya ga naik kelas?’. Tapi Alhamdulillah. Masuk IPA.)—yang artinya, saya
berpisah dengan teman saya yang berstyle cumicumi kelebihan tinta, Bunga
Mentari, didinium punya sayap, Sarah Putri Fitriani, kurcaci kurang gizi, Delia
Astrid Zahara, kuman ditusuk feston, Made Yussinta Canthini, dan tidak lain
tidak bukan, monokurobo hobi kawin dan buang feses, Shintya Ayu Lestari, my
Ciracas chairmate.
Yak.
Keenam anak yang disebut sebut Kovalen ini berpisah. Kecuali Made sama
Bunga—yang ternyata Bunga juga sedih sekelas lagi ama Made.
So……saya
harus beradaptasi dengan kelas baru, sebelas IPA enam.
Awalnya
sih ngeliat nama-namanya zonk banget. Gaada yang kenal. Ada sih beberapa.
Niatnya saya mau membangun sosialisasi saya bersama Desya Mulyaningrum, rekan
di Bonaventure yang mirip sama Pipik. Kenyataannya :
“Mir
plis duduk ama gue mir plis. Gue ansos banget nih parah.”
Ivan
Johannes. 16 tahun. Binaragawan. Suster seksi di puskesmas kompleknya.
Yaudah.
Gara gara Ivan, saya sempet ansos selama 2 minggu, dan itu lagi bulan puasa.
Buset tambah ansos pisan.
Dari
situ saya mulai mengerti, bagaimana susahnya move on dari sesuatu yang bener
bener kita sayangi, dan hidup dengan sesuatu yang totally different.
XI
IPA 6, tadinya sih Ivan merekomendasikan nama kelas “Senam”, nah logonya itu
huruf ‘n’-nya orang lagi kayang. Tapi apadaya. Usul menariknya itu ditolak
masyarakat karena dia masih ansos. Apalagi Chandra (saya nangis pas tau sekelas
ama Chandra, temen SMP saya yang kerjaannya ngeretweet Female Daily di twitter),
“Seimam” . Bagus sih, karena ketua kelas kita namanya Imam. Tapi buset. Ini
anak lebih ansos daripada Ivan ternyata.
Akhirnya,
nama kelas kita fix Scensix. Singkat, garibet, jelas.
What stuck in here
family,
friends,
my story this day
12 Okt 2013
Euforia Karantina
I still feel the wind which washed over my body. I still hear the sound
of trumpets, drums, and strings. I still remember how everybody sing along
together. I still feel the pillow which is so uncomfortable but took me to a
sweet dream. I still hear the laughing voices to every jokes we made. I still
remember how we stay awake at night. I remember the voices of the most patience
mentors. I remember when we talked with new people, and making new friends. I
even remember the last day, when we refused to go home.
Ya,
euforia. Setelah adik saya mencoba membunuh kami berdua dengan menerbangkan motornya ketika ada
polisi tidur, saya langsung keluar kalimat kalimat yang sejujurnya saya ga
ngerti artinya apa.
26
September 2013, hari Kamis, tepatnya, saya dan Swarna Gita 39 menjadi salah
satu sekolah yang paduan suaranya dipilih untuk bernyanyi pada upacara
Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya—yang tentunya disaksikan langsung oleh
presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Dan
pada hari itu, kami dikirim untuk…………….karantina 5 hari!!!! Apa artinya?
DISPENSASI!!!!!!!!!!!!!!
Makin
bego dah abis dispen tiga kali kemaren. Pak Gusriwan, guru Kimia saya, kayaknya
sampe shalawatan gara-gara saya, Monic, dan Chandra ga ngerti apa-apa.
Pada
kesempatan yang tidak berbahagia ini (karena saya eksperimen memasak ternyata
fail total), saya akan berbagi kisah saya yang gabakal saya lupain tentang
karantina di Padepokan Pencak Silat.
What stuck in here
friends,
my story this day
23 Mei 2013
Shintya Bertahan.
Makhluk ini namanya Shintya Ayu Lestari, pasti kalian sudah mengenalnya.
Biasanya saya menggunakan dia sebagai pemeran utama di blog saya.
Sebagai pendapat angket "Terbully" dan "Terhina" di Bonaventure, Shintya tentunya sudah tahan banting dan kuat minum susu (biasanya minum teh muntah), tapi ternyata, ia ada sisi lembeknya juga.
Shintya adalah musuh yang kuat. Jadi kalo ketemu kalian tiba-tiba dia menatap kalian tajam terus tiba-tiba masang kuda-kuda bela diri ala Iko Uwais, saya kasih tau kelemahannya.
Tepuk tepuk alisnya pake telunjuk. Biasanya dia nyengir, kedip-kedip, anteng, terus lemes.
Tapi, ada sebuah kisah tentang teman kita yang hobi membaca majalah dewasa (Bobo) nih.
Shintya jatuh cinta sama seorang cowok ganteng dan bahkan dia sendiri ga kenal sama itu orang.
Ceritanya panjang. Awal ketemunya sih, sama saya.
Jadi, saat itu, saya dan Shintya sedang bercengkrama di
kantin. Saya ingat betul saat itu saya dan Shintya lagi main lempar-lemparan
makaroni dengan senang hati. Dan saya lagi moto-moto muka Shintya yang sangat
absurd.
Tiba-tiba….roknya Shintya ketiup angin, keangkat sempurna.
Ada suatu aura yang sangat dahsyat yang dapat menerbangkan si cungkring
berbobot 45 kg itu.
Yak, sebut saja itu adalah Kevin Home Alone yang bener-bener
nyasar di kantin galan.
Mukanya bening, bersih, putih. Bibirnya merah. Matanya kayak
pake softlens anti-spy, pipinya tirus kayak Angelina Jolie, dagunya lancip
kayak anjing sosis, badannya tinggi kayak menara Eiffel ditabrak Air Force One.
“Mira….itu ganteng banget……..” bisiknya sambil nusuk nusuk tangan saya pake
telunjuknya. Saya yang lagi minum Milo, nengok kearah tatapan Shintya, terus
ngangguk-ngangguk.
“Yang pake jaket kan?” saya nunjuk temennya cowok itu yang
pake jaket. Badannya gendut. Item. Cepak
Shintya diem.
“Iya srahlu.”
“Biasanya selera lu kan kayak gitu shin.”
“Iiiih sebelahnya…”
“Oooh sebelahnya. Iya ganteng. Lumayan sih. Gantengan bokap
gua.”
“Bacot lu mir.”
Dan pada akhirnya Shintya saat itu jatuh cinta pada
pandangan pertama pada cowok putih tinggi nan manis kayak duren itu.
Hari ke hari semakin berganti, Shintya semakin suka sama
cowok itu.
“Miiiirrrr itu namanya siapaaaaaa?” Shintya ngerengek kayak
bopung.
“Justin kali.”
“Ngarang banget lu anjir.”
“Lah mana gua tau emang gua melahirkan dia?!”
“Lah emang bukan lu?”
Dan pada akhirnya, Shintya ngeliat nametag-nya, dan namanya
adalah………sebut aja, kayak nama violinist yang sungguh manis karyanya, menggambarkan
orang itu, Antonio Lucio Vivaldi. Kita panggil doi Lucio :)
Semakin hari, Shintya semakin kepo sama si Lucio ini, dan
akhirnya dia selalu seneng setiap ketemu Lucio. Dan hokinya, jadwal baru kita
itu olahraganya bareng sama si Lucio ini. Senanglah hati si Shintya. Dan dia
ngomong ke Astrid.
“Trit trit, itu ganteng ya…”
“Mana?”
“Itu….yang gue bilang ganteng…”
“Eh iya eh ganteng juga…”
“HEEESH UDAH GAUSAH DILIATIN! GUE DULUAN YANG NEMU!”
Udah kayak sampah ditemuin.
Dan karena Astrid ini jago banget ngestalk sampe
kedalem-dalem, jadilah Shintya tau username twitternya, dapet foto-fotonya,
dapet pin bbnya dari Tika, Facebooknya, ulangtahunnya, dan yang paling nyesek,
mantan-mantannya.
Nah, si Lucio ini ternyata emang banyak banget yang suka. Dan
kebanyakan dari mantannya itu, pasti ceweknya terus yang ngejar dan akhirnya
ditembak oleh si Lucio ini.
Dan si Astrid hebatnya tau dari sebuah sumber terpercaya dan
publik adanya, bahwa si Lucio ini hobi selingkuhin cewek…masygul-lah hati Shintya.
“Adudu, cari cowok kok yang brengki terus sih, shin? Ga
capek apa disakitin?” saya nyindir. Shintya galau banget sampe ingus-ingusnya
bertebaran di meja Ivan. PS, Ivan itu cowok sixpack yang selalu ingusan.
“Gatau. Udah diselingkuhin, dijadiin pelampiasan 2 hari,
sekarang nungguin orang yang suka nyakitin cewek. Duh gimana dong mir? Gua suka
banget nih…”
Yak udah berkali-kali
Shintya ngomong gini ke saya, dan berkali kali saya nyuruh Shintya move
on. Dia mah iya iya aja udah kayak orang ditipu di telfon.
Tapi nyatanya, udah 5 bulan ini, Shintya malah masih suka
sama Lucio.
Antena kecoa!
Shintya ini selain suka berontak pas pelajaran Matematika
(sebenernya, semua pelajaran dia berontak), dia ini lemotnya gakalah dari
Sarah.
Dikata suruh move on, masih aja ngestalk, ngayal, udah kayak
anak TK disuruh gambar terus semuanya kompak gambar gunung gitu kan.
“Mira…gimana dong nih gue pengen bwanged dekeddd!!!!” dia
meraung, seperti anak kucing mencari induknya yang sedang mencari nafkah untuk
sesuap daging tikus.
“Greet lah looo masa punya kontaknya ga nge greet.”
“Iiiih ngegreet apaaa?”
“Ya cari topik lah! Ini kan XB mau sparing ama kelas doi, lu
tanyatanya lah, be smart dong ah modusnya. Kebiasaan modusin Pak Fahmi sih lu
ah Ahmosis.”
“Kalo Pak Fahmi gampang dimodusin lah ini?”
“Udah greet aja ih mau deket kok gaada usaha.”
“Iiiih takut dia jijikkkk sama gue...muka gue kan begini…lagian
kayaknya dia udah tau gue suka ngeliatin diaaaa…”
“Duh shin. Dia cowok bukan? Kalo cowok, pasti dia bukan
ngeliat dari tampang lo, tapi sifat lo dan hati lo shin. Gue tau muka lo jelek,
item, buluk, jerawatan, nanahan…”
Shintya diem bentar.
Saya juga diem.
“Lu bikin gua ngedown ego mir.”
“Intinya, lu harus usaha ngegreet.”
Dan saya nyuruh itu dari zaman kaisar Shih Huang Ti
ngerancang tembok Cina, sampe sekarang belum dilakuin. Lemot banget kayak
Raihan sama Sarah.
Rabu kemarin, saya dan Rashif mencoba untuk membuat Shintya
move on, atau ngegreet Lucio.
“Shin ngapain ego lu nungguin dia. Gabakal dia ngelirik elo.
Banyak cewek lebih cantik dan anggun dari lo.” Kata Rashif.
Shintya ngedown di lab komputer. Semua keyboard dia pencet.
Pak Ipul dicuekin.
“Ga guna ya lo nungguin dia kayak gini. Usaha aja ngga.
Emang lo kenal sama dia shin? Kok lo nungguin gitu? Lo suka sama dia, emang dia
peduli perasaan lo ke dia?” Kata Rashif lagi penuh benci.
Shintya meletakkan kepalanya diatas meja, keyboardnya
kepencet semua sama kepalanya dia.
“Banyak cewek-cewek disana lebih pantes sama Lucio daripada
elu. Lagian, lu ga kenal dia shin.” Kata Rashif.
Shintya kentut gede banget.
“Tuh dengerin shin. Lo gaada usaha aja ngarep banget dia
ngegreet duluan. Emang mungkin dia ngegreet? Cuek gitu kok orangnya, ngarep
gede banget shin.” Saya nambahin.
Shintya nyedot ingusnya yang hampir menetes ke keyboardnya
pak Ipul.
“Lu bagaikan pluto dan matahari, shin.” Kata Rashif.
“Lu ngatain gua anjing?”
“Bukan Pluto yang itu!”
Shintya mulai muter muter layaknya planet pluto.
“Nih shin, lo bagaikan planet Pluto, yang berputar paling
jauh dari matahari yang menyinari tata surya, dengan planet-planet lain yang
mengelilingi. Sekarang, lo itu Pluto. Dingin, jauh, dan kecil. Lucio itu
matahari yang menjadi pusat dari semuanya. Dan planet-planet itu cewek cewek
yang setia berusaha mengitari matahari. Lo? Gaada usaha shin. Lo menyinggung
garis edar Neptunus sehingga lo bukanlah planet tata surya lagi.” Saya nambahin
aja, ngasal.
“MATI LU MIR MATI!!!!!!!!!!!!!!!!” Shintya kayaknya mau
nangis.
Si Rashif seneng, soalnya biasanya Shintya yang ceria kayak
kuntilanak baru keluar dari RSJ, kini murung kayak Lady Gaga yang abis dituduh
waria.
Nah, hari kamis ini puncaknya.
Saat kami duduk-duduk di bench,
si Shintya yang udah apal betul mantan si Lucio, ngeliat salah satu mantannya.
Shintya udah pucet aja tuh. Saya sama Astrid ngira dia nahan eek kayak biasanya,
tapi ternyata ada sesuatu yang lain, pantes tambah pucet.
Dan pada akhirnya, si Lucio ini turun dari tangga, dan
temen-temennya si cewek itu langsung ngecengin mereka berdua.
Shintya masygul hatinya.
Saya sama Astrid Cuma cengegesan aja.
Dan akhirnya. Lucio ini sneyum kearah mantannya dan gitu
deeeh, mantannya juga kayaknya seneng dan ngomong “Salam kembali ya buat Lucio…”
Shintya mukanya kayak abis ditusuk tusuk pake jarum pentul
yang udah diraut tajem sama Ade Rai.
Shintya langsung berdiri, ngajak kita pergi.
Dan di tangga, saya langsung nyanyi “Pupus” dengan riang
gembira. Astrid sama Sarah juga.
Si Shintya diem aja. Ga bisa senyum, mukanya pucet, jelek,
buluk deh pokoknya.
Sampe dikelas, saya nyanyiin yang ngena banget ke Shintya
“Semoga waktu akan mengilhami sisi hatimu YANG BEKUUUUU~ dan
semoga akan datang keajaiban hingga akhirnya kau pun MAU~ Aku mencintaimu lebih
dari yang kau tauu U U U UUUUU, meski kau takkan pernah TAUUUUU”
Shintya jalan cepet keluar…
Terus nangis.
Saya panikpanik ajaib.
Dalam sejarah gaada tuh ya namanya Shintya nangis gara-gara
beginian doang. Akhirnya, abis Sholat dan pelajaran IBD, dia cerita.
“Gua tadi ngerasa capek aja mir….”
“Ngga bego. Gua capek nunggu..”
“Lo nunggu apaan sih shin? Lo bahkan ga usaha. Gue suruh
greet lo gamau.”
“Iiih greet gimana…gue takut dia jadi ilfeel sama guee..”
“Kan gue udah bilang shin, kalo dia cowok, dia bukan ngeliat
muka lu..gua tau lu jelek, item, buluk, jerawatan, nanahan…”
“Lu bikin gua ngedown mir.”
“Yaaa intinya posisi lo sekarang tuh kayak lo lagi sakit,
nunggu di antrean dokter tapi ga dipanggil panggil, padahal lo belum daftar
sebelumnya.”
“Mir….”
“HEH GAUSAH MEPER INGUS DI RAMBUT GUA!”
Dan pada akhirnya, Astrid udah lelah sama Shintya.
“Mir, ini Shintya udah keterlaluan banget ya. Suka kayak
gini. Kenal aja ngga. Disuruh move on susah, disuruh ngegreet gamau. Capek
ngeliat dia nusuk nusuk diri sendiri.”
“Emang dari SMP udah suka nusuk nusuk sendiri Strid.”
Dan pada akhirnya, saya dan Astrid sepakat buat
panas-panasin Shintya, bikin Shintya kesel, atau marah, biar dia move on….atau
option lain, ngegreet.
Di kelas, langsung aja tuh, hujatan demi hujatan dikeluarkan
saya, Astrid, dan Rayzi.
Entah kenapa, Rayzi nimbrung.
Shintya emang sih keliatan banget ngedown, tapi tetep aja
kekeh. Gamau move on, gamau ngegreet.
Suku Dravida!
Pokoknya saya udah kesel tingkat maksimal sama Shintya.
Susah banget dibilangin.
Akhirnya saya forum dia.
“Nih shin, dengerin gua ya…. Sekarang lo pilih, move on,
atau ngegreet?”
“Susah mirrr move on…”
“Ihhh move on tinggal move onnnn, gimana mau move on kalo lu
aja masih ngeliatin dpnya, ngestalkin dia, ngeliatin dia, modus ke kantin Cuma mau
ketemu dia. Disuruh ngegreet gamau.”
“Ihhh terus gimana nih….gua suka banget nih…”
“Greet. Sekarang.”
“Hp gua mati anjung.”
“BUANG HP LUUU! BUANG JAUH JAUH! SUMBANGKAN KE RAKYAT KECIL!”
Iya saya sebel sama hp shintya yang katanya Torch tapi suka mati sendiri
tiba-tiba.
Dan pada akhirnya, saya pun kembali nyeramahin Shintya,
“Gini deh, sekarang mikir, emang dengan lo mikirin dia gini,
dia bakal dateng ke elo? Emang dengan lo nungguin dia sampe lo pusing, dia
bakal datengin lo? Ngga shin. Lo fikir deh. Lucio ganteng. Banyak yang naksir
sama dia. Gue sih gak aneh ya, kalo Lucio masih ada rasa sama mantannya, wong
mereka punya masa lalu. Cewek itu pernah disayang, pernah dielus palanya,
pernah diucapin selamat tidur, disemangatin belajar, dll deh. Mikir gak shin?
Kalo lo nyuruh dia jangan balikan….emang lo punya hak, shin?”
Shintya meneteskan air mata.
“Jangan nangis. Emang dengan lo nangis, Lucio mau datengin
lu?”
“Gua nangis dari pantat. Ini gua lagi kencing.”
“Serah lu.”
“Mirrr…gimana dong….gua mau ngegreet tapi gua takut dia
jijik…”
“Kan udah gue bilang, emang muka lu jelek, buluk, nanah-“
“Stop. Lu bikin gua ngedown.”
“… Dia gabakalan jijik elah Shin.”
“Itu kalo bbman sama eluuu”
“Kalo gua yang bbman mah gua yang jijik.”
“APAAN SIH LU! MATI LU! KAN UDAH GUA BILANG JANGAN DUDUK
SAMA GUA! LU OON SIH!”
“AYO LU MAU ADU AYAM SAMA GUA! AYO SINI!”
“AYO!!!”
Kita main ayam ayaman di jempol.
Terus Shintya kembali galau.
“Mirrr sumpah…”
“Nih sekarang nanya yak ke Vito, apa yang akan dia lakuin
kalo ada cewek ga cakep ngegreet dia.”
“Iya mir Tanya!”
Jawaban Vito : “Gue bales”
“Tuh kan Shin, apa kata gue.”
“Lu bego sih nanya ke Vito. Udah tau dia lagi nyari cewek.”
“Ohiya ya.”
“Coba ke Raihan! Dia kan cuek nih!”
Dan saya akhirnya nanya ke Sarwo dan Raihan yang berada
dibelakang saya.
Jawaban Sarwo sih lancar, dia bilang, walaupun cewek itu
jelek, tapi kalo dia baik, sopan, terus ga macem macem, dia bakalan bales bales
terus. Nah ini contoh yang mulia.
Kalo Raihan….
“Ya. Tergantung.”
“Tergantung apaan?” saya nanya, Raihan yang mendapat angket
terlemot sekaligus terganteng ini menelusupkan kepalanya kedalam tangannya, dia
lagi sakit.
“Pokokya. Tergantung.”
“Apanya buset?!” Shintya mulai kesel.
“Yaa gua kadang suka gitu deh pokoknya.”
“Apaan? Risih?” Tanya Shintya. Raihan ngangguk. Shintya
pucet.
“Jadi lu ngeliat tampangnya dulu, han?” saya nanya.
Raihan ngangguk. Sarwo geleng geleng kepala.
“Eh tapi bukan gitu juga! Yaaaa..gimana ya…aduh…”
“Gimana apaan?”
“Gitu…tergantung sih..”
“Tergantung apaan?!”
“Gitu deh, tergantung…”
“Mukanya?”
“Iya…tapi ga juga…tergantung…”
Saya sama Shintya tatap tatapan.
Saya mendekati Shintya.
“Ternyata ada yang lebih lemot daripada Sarah.”
“Iya. Pantesan dia kepilih jadi terlemot.”
Saya sama Shintya nengok ke Raihan. Dia langsung minum obat,
mukanya mabok.
Saya sama Shintya diem.
“Saking lemotnya, ditanya gituan aja langsung minum obat.”
Yah, tapi akhirnya abis minum obat, Raihan bilang “Tergantung,
kalo misalnya cewek itu nanya nanya ya gue jawab, kalo udahan ya udah gue read
doang.”
Nah, saat Shintya udah ada niat buat ngegreet, saya nanya ke
adek saya yang namanya Reyhan juga, dia cueknya maksimal. Sama kayak Pak
Sitinjak, mereka cuek. Ga ganti dp udah hampir 5 bulan, pmnya tetep sama. Tapi
on.
Dan saat saya tanya, jawabannya sangat singkat, padat, dan
menyakitkan Shintya.
“Diemin aja.”
Shintya langsung gajadi ngegreet.
Karena Shintya belum mau move on, jadi saya kesel, semua
yang dilakuin Shintya saya selalu hubungkan dengan Lucio.
“Lo fikir dengan lo mikirin dia, Lucio mau datengin lo?”
“Lo fikir dengan lo bengong, Lucio mau datengin lo?”
“Lo fikir dengan lo pura pura tegar , Lucio mau datengin lo?”
“Lo fikir dengan lo ngetawain Vito sama bu Bes, Lucio mau
datengin lo?”
“Lo fikir dengan lo jawab pertanyaan, Lucio mau datengin lo?”
“Lo fikir dengan lo mainin pulpen , Lucio mau datengin lo?”
“Lo fikir dengan lo ngetok ngetok meja , Lucio mau datengin
lo?”
“Lo fikir dengan lo bersedekap, Lucio mau datengin lo?”
“Lo fikir dengan lo ketawa, Lucio mau datengin lo?”
“Lo fikir dengan lo senyum , Lucio mau datengin lo?”
“Lo fikir dengan lo menghela nafas, Lucio mau datengin lo?”
Akhirnya Shintya kesel.
“Gua mati aja ego. Mati.”
“Nah lo sekarang pilih. Move on, ngegreet, atau mati?”
Shintya udah desperate.
Dia diem.
Dan akhirnya…
“Mati.”
Shintya kuat banget ya.
Saya pernah ngomong ke dia,
"Sebenernya lo cantik shin. Cuman kurang anggun."
"Iiiih cara anggun tuh gimana?!"
"Ya....lu kurang-kurangin aja tepok pantat."
"............................Susah, mir."
Saya pernah ngomong ke dia,
"Sebenernya lo cantik shin. Cuman kurang anggun."
"Iiiih cara anggun tuh gimana?!"
"Ya....lu kurang-kurangin aja tepok pantat."
"............................Susah, mir."
Saya sampe capek nyuruh move on-nya. Yaudah. Sukses terus deh,
Dik Tya.
Aib Shintya of the
Day :
Hari Senin adalah
hari sial Shintya.
1.
Dia dihukum panas panasan di lapangan gara gara
gaikut Jakarnaval minggu kemaren
2.
Dia nginjek tai kucing.
3.
Pas nginjek tai kucing, dan mau ke toilet buat
bersihin, dia ketemu Lucio
4.
Dia ngerjain rangkuman sejarah dan rangkumannya
salah
5.
Dia disuruh ikut pengarahan BNI sendirian tanpa
saya, padahal saya yang ngajakin ke kantin dan karena saya, kita ketangkep, dan
akhirnya Shintya yang disuruh ikut pengarahan sampe dia mabok
6.
Kartu pelajarnya dipake buat nyerok tai kucing
di kelas
7.
Karena gabawa celana hockey, dia minjem celana
temannya yang super gede, sehingga dia harus menahan malu karena dia kayak Jin
yang tak pantas untuk diakui.
We do love you Shintya,
Keep stinky
What stuck in here
friends,
my story this day
22 Mar 2013
A Night To Remember - Bnv'13 Mau Punya Cerita
Tanggal 16 Maret kemarin, Bonaventure'13 yang berisikan anak-anak alay nan manis itu bikin acara Barbeque-an plus sleepover. Pelaksanaannya dirumah Komandan Alya, dan nginepnya yang cewek dirumah Komandan Alya dan yang cowok di Pion Vito.
Sekalian, Alya tanggal 17-nya ulangtahun. Sooooo......sekalian celebrate gituuu malem malem sambil nyalain kembang api. Katanya Shintya mau bawa. Tapi gajadi gara-gara diceples ama maknya. Katanya "KAMU MALU-MALUIN EMAK YA DIK!" - sambil nyeples pantat Shintya yang nangis kejer.
Jadi, diawali dengan bakar-bakaran, dan bernyanyi bersama, dan kesan pesan yang bener-bener absurd. Apalagi dari Vito, yang bener-bener memperhatikan satu persatu karakter anak-anak di kelas, dan yang paling kocak itu pas dia ngedeskripsiin Raihan, sang ketua kelas yang super jaimyang diduga menahan hajat.
Sekalian, Alya tanggal 17-nya ulangtahun. Sooooo......sekalian celebrate gituuu malem malem sambil nyalain kembang api. Katanya Shintya mau bawa. Tapi gajadi gara-gara diceples ama maknya. Katanya "KAMU MALU-MALUIN EMAK YA DIK!" - sambil nyeples pantat Shintya yang nangis kejer.
"Ceples aku Sarah. Aku sudah kebal" - Shintya to Sarah |
Jadi, diawali dengan bakar-bakaran, dan bernyanyi bersama, dan kesan pesan yang bener-bener absurd. Apalagi dari Vito, yang bener-bener memperhatikan satu persatu karakter anak-anak di kelas, dan yang paling kocak itu pas dia ngedeskripsiin Raihan, sang ketua kelas yang super jaim
What stuck in here
friends,
my story this day,
Random
8 Mar 2013
Oh, Teenager.
Semenjak mulai UTS, sekarang setiap malem saya suka galau gajelas.
Lagi belajar Kimia, tiba-tiba hati menjadi oksidator, tereduksi, dan biloks turun.......
Lagi belajar Geografi, tiba-tiba hati dilelehkan oleh magma dari gunung St. Vincent.......
Lagi belajar Sejarah, tiba-tiba Pithecanthropus erectus dateng ngambil hati............... (Pithecantropus seksi tau gapunya dagu. Dagu kebelah udah gak zaman sekarang.)
Lagi belajar Mtk, belajar Sin Cos Tan, tiba-tiba inget Shintya.....Unmood...
Lagi belajar Pkn, tiba-tiba keinget kalo besok Pkn UTS-nya barengan sama Mtk...............inget Shintya lagi. Unmood.....
Lagi belajar Ekonomi, tiba-tiba hati mengalami inflasi......mana ngantuk lagi.
Lagi belajar TIK, tiba-tiba hati ke-shortcut sendiri.....lupa cara ngirim Mail Merge yang bisa mengirimkan ribuan surat hati.......
Lagi belajar English, tiba-tiba inget kalo 'Galau' di Translate di Google Translate, munculnya 'Hubbub'......tiba-tiba pengen eek.....
Lagi belajar Biologi, tiba-tiba inget kalo ternyata gak selamanya Anteredium pada Planthae bisa bersatu dengan Arkegonium................
Lagi belajar Bahasa Indonesia, tiba-tiba inget kalo unsur intrinsik Melayu Klasik itu gadanta banget..........
Lagi belajar Fisika, tiba-tiba inget....besok UTS-nya Biologi....bukan Fisika.......
Lagi belajar Deutsch, galau....liat benda-benda punya karakter Maskulin Neutral Feminin, sementara Shintya kelaminnya aja gajelas......Unmood.....
Lagi belajar Sosiologi, tiba-tiba inget.....kalo sebenernya ngebully Shintya itu perilaku penyimpangan primer....unmood....
Lagi belajar Agama, galau.............................banyak dosa.
Yah pokoknya semua bikin galau lah malem-malem!
Tapi serius, saya gak tau kenapa galau banget itu malem-malem. Bukannya belajar, malah dengerin lagu. Dan sempet-sempetnya bikin SoundCloud.
Payphone
Teenage Dream
Simphony Yang Indah
Yesterday
Sekarang liat kan. Betapa jomblonya saya.
Menjelang selesai UTS (Hari Rabu & Kamis), itu bagaikan merasakan masa penjajahan akan habis dalam hitungan jam.....
Tapi Fisika gila.
Karena saya adalah anak ber-IQ jongkok (dan saya susah jongkok), saya kalo ngeliat soal Fisika ribet sendiri. Padahal jelas-jelas itu soal gampang. Bahkan banyak yang dapet bagus. Apa ini semua karena aku sudah mencintai Kimia? Tapi tidak. Aku harus tetap mencintai Fisika. Karena papa dan papi..................*signal lost* *pulsa abis*
Fisika ya.
Sebenarnya itu soal ga terlalu sulit. Karena saya anaknya ceroboh, itu teori gampang banget malah saya salah baca soal. Seharusnya saya dapet 83 sodara-sodara. Tapi kenapa soal itu menyelip?! Kenapa?! Aku ingin bicara dengan manajer hotel ini!
Dan setelah baca itung-itungannya, dan karena beberapa soal di anulir, saya jadi bingung, dan kembali menghitung, menghitung, dan menghitung.
Dari zaman emak saya masih didalam kandungan, saya selalu pengen muntah liat soal Fisika.
Bener aja pas ngerjain saya udah gumoh.
Prediksi saya saat itu adalah, keesokan hari di koran ada headline paling gede
'DIDUGA SOAL FISIKA MERACUNI, SEORANG SISWI MUNTAH-MUNTAH HINGGA TEWAS.'
Gila lebay banget.
Faktanya sih yang muntah bukan saya, tapi si doi, tuh Shintya.
Sebelum UTS Fisika, Shintya sama Sarah tanpa dosa mampir kerumah saya. Katanya sih mau belajar plus nanya-nanya tentang Mikroskop sama saya. Kebetulan saya udah lumayan ngerti. Bloon-nya, mereka 'sebenernya' inget kalo hari itu juga mereka ada les Fisika.
Sampe rumah saya, bukannya belajar, si Sarah langsung melesat ke piano, mencet-mencet,terus main. Si Doi (Shintya) malah tidur di sofa sambil garuk-garung lobang idung sampe berdarah.
Setelah beberapa (lama) saat, barulah kita belajar tentang Mikroskop. Si Doi mengusulkan saya jadi guru aja. Katanya biar belajar Fisika gratis. Padahal sih saya gangerti-ngerti amat Fisika. Cuman kayaknya saya punya ikatan kuat dengan Shintya sehingga kami bisa mengerti satu sama lain.....................atau Shintya doang yang ngertiin saya. Saya sih ogah.
Well, at least....nilai-nilai saya gak buruk.
Sebelumnya, kami udah mikir-mikir, abis UTS mau kemana ya.
Si Made, usulnya bagus banget.
"Karaoke!"
Kami semua pasang muka bersinar.
"IDE BAGUS MADE!"
".....di Karaoke Box."
Kita semua tertawa lepas.
Made juga ikutan ketawa.
Kemudian kami diem.
Besoknya, Made dimusuhin.
Abis UTS Agama....dan finally, itu UTS terakhir!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Yeaaah!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!udah.
Jadi, saya dan Bunga langsung hunting nilai sana sini. Bikin nyesek ada, bikin bahagia ada. Ada-ada aja air muka dari member Bonaventure. Tadinya Abi yang mukanya mirip David Guetta pas ngeliat nilai MTK langsung berubah jadi kayak Meganthropus.
Jadi, setelah itu, kami langsung pergi ke kantin. Saya makan. Astrid makan. Yang lainnya berbincang-bincang. Ada Bunga, Made, Astrid, Sarah, dan Ani, ikut dalam acara karaoke kita. Oh iya Shintya juga mau ikut.
Sesampainya disana, saya ngidam Dim Sum. Jadi saya makan lah satu. Padahal saya udah makan Mie Cabe Ijo. Kurang pro apa.
Setelah menunggu Shintya bersih-bersih meja, dan saya manas-manasin Eryn (wuahahaha), barulah kami pergi ke.................InulVizta graci.
Si Made nalurinya udah pengen naik eskalator aja tuh keatas, mau ke Karaoke Box. Tapi karena gaada temen, dia pun ngikut kita.
Sarah, sebagai kepala suku dari anak anak hilang ini, langsung mendaftarkan dengan namanya. Kemudian kami disuruh tunggu....dan akhirnya, kami pun duduk di sofa, sambil main ular tangga. Ular tangganya unik. Pake Action Figure. Si doi (Shintya) seneng banget. Mengetahui itu Action Figure Anime.
Dia langsung tepuk tangan, dan loncat loncat di sofa pas mbak-mbaknya nambahin Action figures-nya.
"SASUKE MANAAA! SASUKE KEMBARANKU! DIRIKU?! DIMANA KAMU SASUKEE?!"
Seketika si Doi berubah jadi psikopat.
Ternyata Sasuke gak ada diantara action figures itu. Si Astrid tetep aja nantangin main uler tangga. And finally, Astrid ngambil yang AF Tsunade, si Shintya, yang seleranya Top buanget........
........milih Usopp (One Piece)
"Dia ganteng mir."
CLOSE ENOUGH
Sebenernya gapapa sih, kalo si doi mau move on. Lagipula Sasuke ga level sama Shintya ya, Shintya's far too perfect.
Dan pas permainannya mulai, iya sih si Shintya pertama-tamanya mimpin, dapet tangga mulu, si Astrid ketinggalan jauh. Pas ditengah-tengah, si Astrid subtitusi pemain. Gaara. Shintya udah panik tuh. Dia semakin menyiasati taktiknya.
Nah pas diatas, si doi (Shintya) kena uler yang panjang banget, terpaksa dia turun. Dan Astrid win the game. Doi langsung unmood. Mecahin kaca pake Usopp. Terus dia minta putus.
Setelah dipanggil, kami diantar ke ruang karaokenya. Si Sarah tuh paling nafsu mencet mencet list lagu. Paling pertama tuh Payphone. Lama lama....ke lagu galau......apalagi Perahu Kertas, lagunya si Astrid yang kebelet banget jadi pacarnya Adipati Dolken.
Pas VC-nya mulai, si Astrid (pake mic), langsung teriak "AAAAAAAAAAAAA ADIPATIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Si Doi (Shintya), yang emang gak niat nyanyi dan memilih untuk berdiri didepan LCD, dan joget-joget disitu, nutup kupingnya yang mulai keluar darah. Idungnya juga lagi.
Pas reff-nya, paling asik.
Kita sih udah afal Astrid gimana. Pasti kalo nyanyi Perahu Kertas cuma satu bait.
"Perahu kertasku kan meeeelaju....." dan saat melantunkan 'Melaju'-nya itu....Me-nya gak kedengeran. Saking tingginya frekuensi suara Astrid yang hanya bisa didengar si doi (lumba-lumba).
Di TKP :
"PERAHU KERTASKU KAN ME..........................*signal lost*"
Dan kemudian, lagu yang mengefekkan Sarah dan Made epilepsi hati. Apalah Arti Menunggu.
Dan kemudian ada sebuah lagu, saya lupa lagu apa, dimana Astrid dan Sarah menyanyi, dan Made, Bunga, dan Ani lagi ke toilet. Shintya lagi kedinginan di TKP, dan saya lagi menghangatkan tangan dengan cara alami (baca : menduduki kedua tangan, coba deh. Efektif)
Tiba-tiba, Shintya berdiri, dan kemudian berjoget dengan brutal. Palanya kemana mana, tangannya bodywave, pinggulnya lenggak lenggok, mukanya serius total, idungnya kembang kempis, kupingnya masih berdarah gara-gara gak tahan denger audio keras-keras, rambutnya terurai berantakan, matanya melotot. Tangannya aktif bergerak kesana kemari. Saya bingung ngeliatnya. Astrid sama Sarah keep singing.
Tak lama kemudian, Shintya tampak capek.....dan pergi ke pojokan.........lalu langsung tidur.
Si Made lebih parah.
Diduga biasa bernyanyi di karaoke box, wanita paruh baya ini tewas di InulVizta.
Ya. Karaokean memang tak selamanya indah bagi Made dan Shintya.
Keesokan harinya, kami masih masuk sekolah. Pelajaran pertama, Olahraga. Dan........gurunya gaada :I
Si Ivan, nyari-nyariin bu Mul, tante-nya tercinta yang membuatnya memimpin joget Poco-Poco sewarga Bonaventure, sampe hampir semua kaki gepeng karena keinjek satu sama lain.
Tapi ternyata, tetep gaada :I
So, finally, kita selonjoran. Si Doi (Shintya), sama Astrid mah so pasti duduk manis ngeliatin pujaan hatinya Shintya (yang saat itu dia kayak orang bloon gabawa baju olahraga), main futsal. Shintya seneng banget. Tepuk tangan gajelas. Padahal ngga ada yang main, gaada yang ngegolin.
Dan saat itulah saya, Bunga, Ririn, Nurul, Rani, dan Rizka melihat Pak Fahmi lagi jalan kearah kami, sambil ngeliatin kakak kelas main futsal.
"Mir, Bung, minta nilai!"
"Ah lu aja rin." saut saya pada Ririn yang mukanya asem.
"Ih gue udah minta gadikasih! Kalo lu ama Bunga pasti dikasih!!!" Ririn malah sewot.
Saya berdiri, Ririn nyengir, saya bersihin baju, Ririn nyengir, Saya duduk lagi. Ririn nyiapin granat.
Dan pada akhirnya, Bunga yang nyamperin Pak Fahmi, tapi tetep aja, Saya, Ririn, Nurul, Rani, dan Rizka ngintilin dari belakang, kepo sama nilai sendiri. Dan bener aja loh, Bunga dibolehin. Dan peristiwa ini sukses membuat Shintya sakit hati lagi, untuk kedua kalinya. Pangkat tiga.
Bukannya ngikutin Bunga sampe masuk kantor, kita malah putar haluan kearah.........Bu Teti. Yeah. Untuk beberapa menit kedepan kami malah berbincang bincang dengan Bu Teti. Dan pada akhirnya (mereka) gaboleh masuk sama Pak Fahmi. Si Ririn sewot lagi.
"MIR! Lu masuk mir! Bantuin si Bunga itu! Kalo lu pasti boleh!"
"Aaaah males ah."
.
.
.
.
Dan pada akhirnya saya ngintip kedalem kantor. Pak Fahmi lagi madep belakang. Bunga lagi ngisi nilai. Saya keluar lagi.
"Posisi Pak Fahmi sedang tidak bagus, kawan kawan. Kita harus tunggu beberapa saat."
Akhirnya saya berdiri, jalan jalan, mereka duduk di kursi.
Beklah.
Kemudian saya tengok lagi kedalam kantor. Pak Fahmi masih gak liat. Saya keluar.
Nurul lagi berdiri ngeliat jadwal, saya pun ambil kursinya sambil ketawa jahat ala Ad......Shintya.
Kemudian mereka memulai topik perbincangan. Saya ngikutin aja. Kayaknya tentang bulu kaki, terus nyambung nyambung ke bekas luka. Dan pada akhirnya mereka lesehan dibawah. Saya ditinggal di kursi.
"Gue duduk, elu pada lesehan..........."
Mereka ketawa. Akhirnya saya ikut lesehan.
Sementara lagi pada ngomongin bulu kaki, saya ngeliatin bulu kaki saya. Lumayan juga ini buat dijadiin bisnis jas hujan.
Dan akhirnya Rizka ngeluh...
"Aduh panas.......gue cari tempatnya gaenak niih."
Reflek, mereka pun bergeser....dan saya tergeser ke tempat yang panas.
"Kok gue dikorbanin mulu........................."
Untungnya saat itu ada Bu Vidi yang menyelamatkan saya....tetotetoteeeet....................................
*skip*
Dan akhirnya saya melihat nilai Fisika saya.
"MIRA! KITA 80! HAHAHAHAHAHA KAU MEMANG SEHATI DENGANKU MIRAK! MIRAKKK!!!"
Ya. Nilai saya sama Shintya sama.
Well, gak terjadi banyak hari Jumat ini, tapi cukup untuk Shintya bermodus ria, yaitu melewati sang pujaan hati.
Waktu itu hujan, jadi, saya berputar haluan aja ke tempat doi-nya Shintya lagi berdiri. Si Shintya udah ngamuk tuh. Si Sarah mah nurut ikut-ikut saya. Dan pada akhirnya.........Shintya papasan. Deketan.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!"
Shintya histeris bgt.
Akhirnya kami sepakat untuk kerjasama permodusan.
Dan pada akhirnya, kami berempat (plus Bunga) kembali bercengkrama di Graci lagi. Dimana kami makan es krim di McD, dan kemudian berbincang-bincang. Si Bunga ngestalk hpnya Shintya.
"Lu kok punya foto bagus bagus, tapi gapernah dijadiin dp/ava sih shin?"
"Foto gua jelek jeleeeek." Shintya memble.
"Ih cantik ya shin! Lo kalo menganggap foto lu jelek kenapa lu save?!"
"Ya....biar keliatan banyak ajah."
"........................"
Lalu Bunga menawarkan memasangkan Dp pada BBM Shintya yang suka mati tiba-tiba itu.
"AH JANGAN AHHH LU MAH DIPASANG YANG JELEK! Satu satunya foto gua yang 'cantik' menurut mantan gua tuh...ini...." Shintya nunjukkin fotonya.
Itu Shintya lagi tutup muka, rambutnya berkibar. Fotonya close up setengah wajah.
Kami semua terdiam.
"......cantik."
Shintya idungnya kembang kempis. Dia bingung mau bilang terimakasih apa 'Jing lo bertiga.'
Dan pada akhirnya Bunga memperlihatkan foto Shintya yang di College gitu, Bunga bilang cuantiiiik, Sarah bilang juga bagus, cantik. Saya, karena melihat jauh, bilang cantik cantik aja. Terus Shintya bilang, "JELEK NJIRRRRRRRRRRR! INI JELEK BANGET SUMPAH JANGAN YANG INI!"
"Cantik Shintya!" saya nyaut.
"Tuh cantik shin!" Bunga ikut nyaut. Shintya meronta ronta. Kupingnya mulai berdarah.
Shintya kemudian mengambil hpnya, kemudian mengezoom fotonya.
"NIH LIAT GUE CACAT DISINI NJIR!" Darahnya makin deres.
Saya ngeliat.
Tapi not too bad ah.
"Iyasih cacat. Tapi cantik shin..." Kemudian saya ngeliat bingkai lainnya.........................................
"HAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAA MUKA LU HAHAHAHHAHAHAHAHA!" Saya ngakak ga ketahan. Muka Shintya bener bener absurd.
Shintya muntah.
"Anak setan ye lu. Tadi bilang itu foto cantik. Pas di zoom ngakak. Setan."
"HAHAHAHAHHAHAHAHAH!"
"STOP KETAWA!"
Shintya muntah lagi.
Akhirnya, Bunga pun sukses mengganti avatar Shintya dengan foto yang saya tertawakan.
Manatahan.
And finally, we go upstairs...........by elevator. Tadinya sih ya, mau naik eskalator, tapi si Sarah capek katanya (padahal dari tadi duduk, apa emang dia pengen merasakan terbang),
Si Bunga malah ngakak sepanjang jalan gara-gara ngeliat bbm maknya shintya manggil dia "Dik" di bbm. Si doi (Shintya) langsung nyanyi dengan penuh penghayatan
"DIK....AKU PINTA.............................KAU AKAN SLALU SETIA............"
Sekarang Bunga fix banget jadi Sahabat Wali gara-gara lagu Dik yang dipopulerkan Shintya.
By the way, si Shintya sekarang bereinkarnasi jadi Agnes Monikah loh. Buktinya, kemaren nyanyi lagu Harus Terpisah pake harmonisasi yang top.
"KUCOBA ME *tarik nafas* RAIH *tarik nafas* MIMPIII KAU COBA TUK *tarik nafas* KHENNNGTIKHEEAN MIMPIIII *tarik nafas panjang*"
Dan yang ini...
"BERARTI UNTUK KURIN *tarik nafas* DUUKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAA *tarik nafas* AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"
Jago.
By the way,
Sampe Lift juga. Si Bunga masih ngakak.
Saya nanya kenapa.
"GEMETER KAKI GUE MIR NAIK LIFT HAHAHAHA. HAHAHAHA."
Shintya memandang aneh Bunga.
Untuk saat ini, kasta mereka bertukar........
Dan akhirnya kami makan diatas. Saya pesen Dim Sum 2 porsi. Gila enak buanget!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ah udah ah.
Saya masih ga ngerti kenapa remaja itu suka galau. Dan kenapa tingkahnya itu abnormal seperti saya, Bunga, Sarah, Shintya, Astrid, dan Made. Apa emang kita ga normal ya? Entahlah.
Pokoknya sampe sekarang, saya masih suka galau gajelas. Gaada sebab.
Kalo kata doi, itu karena saya kangen sama doi. Tapi saya sih gapercaya. Soalnya dia suka boong. Kayak Shintya. Modelnya sama lah. Oryza Sativa.
Udah ah mau bobo.
Galau nilai Biologi *padahal belum dibagiin*
Daaaa.
Lagi belajar Kimia, tiba-tiba hati menjadi oksidator, tereduksi, dan biloks turun.......
Lagi belajar Geografi, tiba-tiba hati dilelehkan oleh magma dari gunung St. Vincent.......
Lagi belajar Sejarah, tiba-tiba Pithecanthropus erectus dateng ngambil hati............... (Pithecantropus seksi tau gapunya dagu. Dagu kebelah udah gak zaman sekarang.)
Lagi belajar Mtk, belajar Sin Cos Tan, tiba-tiba inget Shintya.....Unmood...
Lagi belajar Pkn, tiba-tiba keinget kalo besok Pkn UTS-nya barengan sama Mtk...............inget Shintya lagi. Unmood.....
Lagi belajar Ekonomi, tiba-tiba hati mengalami inflasi......mana ngantuk lagi.
Lagi belajar TIK, tiba-tiba hati ke-shortcut sendiri.....lupa cara ngirim Mail Merge yang bisa mengirimkan ribuan surat hati.......
Lagi belajar English, tiba-tiba inget kalo 'Galau' di Translate di Google Translate, munculnya 'Hubbub'......tiba-tiba pengen eek.....
Lagi belajar Biologi, tiba-tiba inget kalo ternyata gak selamanya Anteredium pada Planthae bisa bersatu dengan Arkegonium................
Lagi belajar Bahasa Indonesia, tiba-tiba inget kalo unsur intrinsik Melayu Klasik itu gadanta banget..........
Lagi belajar Fisika, tiba-tiba inget....besok UTS-nya Biologi....bukan Fisika.......
Lagi belajar Deutsch, galau....liat benda-benda punya karakter Maskulin Neutral Feminin, sementara Shintya kelaminnya aja gajelas......Unmood.....
Lagi belajar Sosiologi, tiba-tiba inget.....kalo sebenernya ngebully Shintya itu perilaku penyimpangan primer....unmood....
Lagi belajar Agama, galau.............................banyak dosa.
Yah pokoknya semua bikin galau lah malem-malem!
Tapi serius, saya gak tau kenapa galau banget itu malem-malem. Bukannya belajar, malah dengerin lagu. Dan sempet-sempetnya bikin SoundCloud.
Payphone
Teenage Dream
Simphony Yang Indah
Yesterday
Sekarang liat kan. Betapa jomblonya saya.
Menjelang selesai UTS (Hari Rabu & Kamis), itu bagaikan merasakan masa penjajahan akan habis dalam hitungan jam.....
Tapi Fisika gila.
Karena saya adalah anak ber-IQ jongkok (dan saya susah jongkok), saya kalo ngeliat soal Fisika ribet sendiri. Padahal jelas-jelas itu soal gampang. Bahkan banyak yang dapet bagus. Apa ini semua karena aku sudah mencintai Kimia? Tapi tidak. Aku harus tetap mencintai Fisika. Karena papa dan papi..................*signal lost* *pulsa abis*
Fisika ya.
Sebenarnya itu soal ga terlalu sulit. Karena saya anaknya ceroboh, itu teori gampang banget malah saya salah baca soal. Seharusnya saya dapet 83 sodara-sodara. Tapi kenapa soal itu menyelip?! Kenapa?! Aku ingin bicara dengan manajer hotel ini!
Dan setelah baca itung-itungannya, dan karena beberapa soal di anulir, saya jadi bingung, dan kembali menghitung, menghitung, dan menghitung.
Dari zaman emak saya masih didalam kandungan, saya selalu pengen muntah liat soal Fisika.
Bener aja pas ngerjain saya udah gumoh.
Prediksi saya saat itu adalah, keesokan hari di koran ada headline paling gede
'DIDUGA SOAL FISIKA MERACUNI, SEORANG SISWI MUNTAH-MUNTAH HINGGA TEWAS.'
Gila lebay banget.
Faktanya sih yang muntah bukan saya, tapi si doi, tuh Shintya.
Sebelum UTS Fisika, Shintya sama Sarah tanpa dosa mampir kerumah saya. Katanya sih mau belajar plus nanya-nanya tentang Mikroskop sama saya. Kebetulan saya udah lumayan ngerti. Bloon-nya, mereka 'sebenernya' inget kalo hari itu juga mereka ada les Fisika.
Sampe rumah saya, bukannya belajar, si Sarah langsung melesat ke piano, mencet-mencet,terus main. Si Doi (Shintya) malah tidur di sofa sambil garuk-garung lobang idung sampe berdarah.
Setelah beberapa (lama) saat, barulah kita belajar tentang Mikroskop. Si Doi mengusulkan saya jadi guru aja. Katanya biar belajar Fisika gratis. Padahal sih saya gangerti-ngerti amat Fisika. Cuman kayaknya saya punya ikatan kuat dengan Shintya sehingga kami bisa mengerti satu sama lain.....................atau Shintya doang yang ngertiin saya. Saya sih ogah.
Well, at least....nilai-nilai saya gak buruk.
Sebelumnya, kami udah mikir-mikir, abis UTS mau kemana ya.
Si Made, usulnya bagus banget.
"Karaoke!"
Kami semua pasang muka bersinar.
"IDE BAGUS MADE!"
".....di Karaoke Box."
Kita semua tertawa lepas.
Made juga ikutan ketawa.
Kemudian kami diem.
Besoknya, Made dimusuhin.
Abis UTS Agama....dan finally, itu UTS terakhir!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Yeaaah!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!udah.
Jadi, saya dan Bunga langsung hunting nilai sana sini. Bikin nyesek ada, bikin bahagia ada. Ada-ada aja air muka dari member Bonaventure. Tadinya Abi yang mukanya mirip David Guetta pas ngeliat nilai MTK langsung berubah jadi kayak Meganthropus.
Jadi, setelah itu, kami langsung pergi ke kantin. Saya makan. Astrid makan. Yang lainnya berbincang-bincang. Ada Bunga, Made, Astrid, Sarah, dan Ani, ikut dalam acara karaoke kita. Oh iya Shintya juga mau ikut.
Sesampainya disana, saya ngidam Dim Sum. Jadi saya makan lah satu. Padahal saya udah makan Mie Cabe Ijo. Kurang pro apa.
Setelah menunggu Shintya bersih-bersih meja, dan saya manas-manasin Eryn (wuahahaha), barulah kami pergi ke.................InulVizta graci.
Si Made nalurinya udah pengen naik eskalator aja tuh keatas, mau ke Karaoke Box. Tapi karena gaada temen, dia pun ngikut kita.
Sarah, sebagai kepala suku dari anak anak hilang ini, langsung mendaftarkan dengan namanya. Kemudian kami disuruh tunggu....dan akhirnya, kami pun duduk di sofa, sambil main ular tangga. Ular tangganya unik. Pake Action Figure. Si doi (Shintya) seneng banget. Mengetahui itu Action Figure Anime.
Dia langsung tepuk tangan, dan loncat loncat di sofa pas mbak-mbaknya nambahin Action figures-nya.
"SASUKE MANAAA! SASUKE KEMBARANKU! DIRIKU?! DIMANA KAMU SASUKEE?!"
Seketika si Doi berubah jadi psikopat.
Ternyata Sasuke gak ada diantara action figures itu. Si Astrid tetep aja nantangin main uler tangga. And finally, Astrid ngambil yang AF Tsunade, si Shintya, yang seleranya Top buanget........
........milih Usopp (One Piece)
"Dia ganteng mir."
![]() |
Sasuke |
Usopp |
CLOSE ENOUGH
Sebenernya gapapa sih, kalo si doi mau move on. Lagipula Sasuke ga level sama Shintya ya, Shintya's far too perfect.
Dan pas permainannya mulai, iya sih si Shintya pertama-tamanya mimpin, dapet tangga mulu, si Astrid ketinggalan jauh. Pas ditengah-tengah, si Astrid subtitusi pemain. Gaara. Shintya udah panik tuh. Dia semakin menyiasati taktiknya.
Nah pas diatas, si doi (Shintya) kena uler yang panjang banget, terpaksa dia turun. Dan Astrid win the game. Doi langsung unmood. Mecahin kaca pake Usopp. Terus dia minta putus.
Setelah dipanggil, kami diantar ke ruang karaokenya. Si Sarah tuh paling nafsu mencet mencet list lagu. Paling pertama tuh Payphone. Lama lama....ke lagu galau......apalagi Perahu Kertas, lagunya si Astrid yang kebelet banget jadi pacarnya Adipati Dolken.
Pas VC-nya mulai, si Astrid (pake mic), langsung teriak "AAAAAAAAAAAAA ADIPATIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Si Doi (Shintya), yang emang gak niat nyanyi dan memilih untuk berdiri didepan LCD, dan joget-joget disitu, nutup kupingnya yang mulai keluar darah. Idungnya juga lagi.
Pas reff-nya, paling asik.
Kita sih udah afal Astrid gimana. Pasti kalo nyanyi Perahu Kertas cuma satu bait.
"Perahu kertasku kan meeeelaju....." dan saat melantunkan 'Melaju'-nya itu....Me-nya gak kedengeran. Saking tingginya frekuensi suara Astrid yang hanya bisa didengar si doi (lumba-lumba).
Di TKP :
"PERAHU KERTASKU KAN ME..........................*signal lost*"
Dan kemudian, lagu yang mengefekkan Sarah dan Made epilepsi hati. Apalah Arti Menunggu.
Yak bisa dilihat betapa sakau dan galaunya wajah mereka berdua......Si Made malah monyong-monyong. Sarah merem. |
Dan kemudian ada sebuah lagu, saya lupa lagu apa, dimana Astrid dan Sarah menyanyi, dan Made, Bunga, dan Ani lagi ke toilet. Shintya lagi kedinginan di TKP, dan saya lagi menghangatkan tangan dengan cara alami (baca : menduduki kedua tangan, coba deh. Efektif)
Tiba-tiba, Shintya berdiri, dan kemudian berjoget dengan brutal. Palanya kemana mana, tangannya bodywave, pinggulnya lenggak lenggok, mukanya serius total, idungnya kembang kempis, kupingnya masih berdarah gara-gara gak tahan denger audio keras-keras, rambutnya terurai berantakan, matanya melotot. Tangannya aktif bergerak kesana kemari. Saya bingung ngeliatnya. Astrid sama Sarah keep singing.
Tak lama kemudian, Shintya tampak capek.....dan pergi ke pojokan.........lalu langsung tidur.
Dik Tya.Always Sleepy, |
Si Made lebih parah.
Diduga biasa bernyanyi di karaoke box, wanita paruh baya ini tewas di InulVizta.
Tewas melingkar. Gejala awal : susah buang air. |
Ya. Karaokean memang tak selamanya indah bagi Made dan Shintya.
Keesokan harinya, kami masih masuk sekolah. Pelajaran pertama, Olahraga. Dan........gurunya gaada :I
Si Ivan, nyari-nyariin bu Mul, tante-nya tercinta yang membuatnya memimpin joget Poco-Poco sewarga Bonaventure, sampe hampir semua kaki gepeng karena keinjek satu sama lain.
Tapi ternyata, tetep gaada :I
So, finally, kita selonjoran. Si Doi (Shintya), sama Astrid mah so pasti duduk manis ngeliatin pujaan hatinya Shintya (yang saat itu dia kayak orang bloon gabawa baju olahraga), main futsal. Shintya seneng banget. Tepuk tangan gajelas. Padahal ngga ada yang main, gaada yang ngegolin.
Dan saat itulah saya, Bunga, Ririn, Nurul, Rani, dan Rizka melihat Pak Fahmi lagi jalan kearah kami, sambil ngeliatin kakak kelas main futsal.
"Mir, Bung, minta nilai!"
"Ah lu aja rin." saut saya pada Ririn yang mukanya asem.
"Ih gue udah minta gadikasih! Kalo lu ama Bunga pasti dikasih!!!" Ririn malah sewot.
Saya berdiri, Ririn nyengir, saya bersihin baju, Ririn nyengir, Saya duduk lagi. Ririn nyiapin granat.
Dan pada akhirnya, Bunga yang nyamperin Pak Fahmi, tapi tetep aja, Saya, Ririn, Nurul, Rani, dan Rizka ngintilin dari belakang, kepo sama nilai sendiri. Dan bener aja loh, Bunga dibolehin. Dan peristiwa ini sukses membuat Shintya sakit hati lagi, untuk kedua kalinya. Pangkat tiga.
Udah kayak Paparazzi ye. |
Bukannya ngikutin Bunga sampe masuk kantor, kita malah putar haluan kearah.........Bu Teti. Yeah. Untuk beberapa menit kedepan kami malah berbincang bincang dengan Bu Teti. Dan pada akhirnya (mereka) gaboleh masuk sama Pak Fahmi. Si Ririn sewot lagi.
"MIR! Lu masuk mir! Bantuin si Bunga itu! Kalo lu pasti boleh!"
"Aaaah males ah."
.
.
.
.
Dan pada akhirnya saya ngintip kedalem kantor. Pak Fahmi lagi madep belakang. Bunga lagi ngisi nilai. Saya keluar lagi.
"Posisi Pak Fahmi sedang tidak bagus, kawan kawan. Kita harus tunggu beberapa saat."
Akhirnya saya berdiri, jalan jalan, mereka duduk di kursi.
Beklah.
Kemudian saya tengok lagi kedalam kantor. Pak Fahmi masih gak liat. Saya keluar.
Nurul lagi berdiri ngeliat jadwal, saya pun ambil kursinya sambil ketawa jahat ala Ad......Shintya.
Kemudian mereka memulai topik perbincangan. Saya ngikutin aja. Kayaknya tentang bulu kaki, terus nyambung nyambung ke bekas luka. Dan pada akhirnya mereka lesehan dibawah. Saya ditinggal di kursi.
"Gue duduk, elu pada lesehan..........."
Mereka ketawa. Akhirnya saya ikut lesehan.
Sementara lagi pada ngomongin bulu kaki, saya ngeliatin bulu kaki saya. Lumayan juga ini buat dijadiin bisnis jas hujan.
Dan akhirnya Rizka ngeluh...
"Aduh panas.......gue cari tempatnya gaenak niih."
Reflek, mereka pun bergeser....dan saya tergeser ke tempat yang panas.
"Kok gue dikorbanin mulu........................."
Untungnya saat itu ada Bu Vidi yang menyelamatkan saya....tetotetoteeeet....................................
*skip*
Dan akhirnya saya melihat nilai Fisika saya.
"MIRA! KITA 80! HAHAHAHAHAHA KAU MEMANG SEHATI DENGANKU MIRAK! MIRAKKK!!!"
Ya. Nilai saya sama Shintya sama.
Well, gak terjadi banyak hari Jumat ini, tapi cukup untuk Shintya bermodus ria, yaitu melewati sang pujaan hati.
Waktu itu hujan, jadi, saya berputar haluan aja ke tempat doi-nya Shintya lagi berdiri. Si Shintya udah ngamuk tuh. Si Sarah mah nurut ikut-ikut saya. Dan pada akhirnya.........Shintya papasan. Deketan.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!"
Shintya histeris bgt.
Akhirnya kami sepakat untuk kerjasama permodusan.
Dan pada akhirnya, kami berempat (plus Bunga) kembali bercengkrama di Graci lagi. Dimana kami makan es krim di McD, dan kemudian berbincang-bincang. Si Bunga ngestalk hpnya Shintya.
"Lu kok punya foto bagus bagus, tapi gapernah dijadiin dp/ava sih shin?"
"Foto gua jelek jeleeeek." Shintya memble.
"Ih cantik ya shin! Lo kalo menganggap foto lu jelek kenapa lu save?!"
"Ya....biar keliatan banyak ajah."
"........................"
Lalu Bunga menawarkan memasangkan Dp pada BBM Shintya yang suka mati tiba-tiba itu.
"AH JANGAN AHHH LU MAH DIPASANG YANG JELEK! Satu satunya foto gua yang 'cantik' menurut mantan gua tuh...ini...." Shintya nunjukkin fotonya.
Itu Shintya lagi tutup muka, rambutnya berkibar. Fotonya close up setengah wajah.
Kami semua terdiam.
"......cantik."
Shintya idungnya kembang kempis. Dia bingung mau bilang terimakasih apa 'Jing lo bertiga.'
Dan pada akhirnya Bunga memperlihatkan foto Shintya yang di College gitu, Bunga bilang cuantiiiik, Sarah bilang juga bagus, cantik. Saya, karena melihat jauh, bilang cantik cantik aja. Terus Shintya bilang, "JELEK NJIRRRRRRRRRRR! INI JELEK BANGET SUMPAH JANGAN YANG INI!"
"Cantik Shintya!" saya nyaut.
"Tuh cantik shin!" Bunga ikut nyaut. Shintya meronta ronta. Kupingnya mulai berdarah.
Shintya kemudian mengambil hpnya, kemudian mengezoom fotonya.
"NIH LIAT GUE CACAT DISINI NJIR!" Darahnya makin deres.
Saya ngeliat.
Tapi not too bad ah.
"Iyasih cacat. Tapi cantik shin..." Kemudian saya ngeliat bingkai lainnya.........................................
"HAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAA MUKA LU HAHAHAHHAHAHAHAHA!" Saya ngakak ga ketahan. Muka Shintya bener bener absurd.
Shintya muntah.
"Anak setan ye lu. Tadi bilang itu foto cantik. Pas di zoom ngakak. Setan."
"HAHAHAHAHHAHAHAHAH!"
"STOP KETAWA!"
Shintya muntah lagi.
Akhirnya, Bunga pun sukses mengganti avatar Shintya dengan foto yang saya tertawakan.
Manatahan.
And finally, we go upstairs...........by elevator. Tadinya sih ya, mau naik eskalator, tapi si Sarah capek katanya (padahal dari tadi duduk, apa emang dia pengen merasakan terbang),
Si Bunga malah ngakak sepanjang jalan gara-gara ngeliat bbm maknya shintya manggil dia "Dik" di bbm. Si doi (Shintya) langsung nyanyi dengan penuh penghayatan
"DIK....AKU PINTA.............................KAU AKAN SLALU SETIA............"
Sekarang Bunga fix banget jadi Sahabat Wali gara-gara lagu Dik yang dipopulerkan Shintya.
By the way, si Shintya sekarang bereinkarnasi jadi Agnes Monikah loh. Buktinya, kemaren nyanyi lagu Harus Terpisah pake harmonisasi yang top.
"KUCOBA ME *tarik nafas* RAIH *tarik nafas* MIMPIII KAU COBA TUK *tarik nafas* KHENNNGTIKHEEAN MIMPIIII *tarik nafas panjang*"
Dan yang ini...
"BERARTI UNTUK KURIN *tarik nafas* DUUKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAA *tarik nafas* AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"
Jago.
By the way,
Sampe Lift juga. Si Bunga masih ngakak.
Saya nanya kenapa.
"GEMETER KAKI GUE MIR NAIK LIFT HAHAHAHA. HAHAHAHA."
Shintya memandang aneh Bunga.
Untuk saat ini, kasta mereka bertukar........
Dan akhirnya kami makan diatas. Saya pesen Dim Sum 2 porsi. Gila enak buanget!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Ah udah ah.
Saya masih ga ngerti kenapa remaja itu suka galau. Dan kenapa tingkahnya itu abnormal seperti saya, Bunga, Sarah, Shintya, Astrid, dan Made. Apa emang kita ga normal ya? Entahlah.
Pokoknya sampe sekarang, saya masih suka galau gajelas. Gaada sebab.
Kalo kata doi, itu karena saya kangen sama doi. Tapi saya sih gapercaya. Soalnya dia suka boong. Kayak Shintya. Modelnya sama lah. Oryza Sativa.
Udah ah mau bobo.
Galau nilai Biologi *padahal belum dibagiin*
Daaaa.
What stuck in here
friends,
my story this day,
Random
Langganan:
Postingan (Atom)