Laman

Tampilkan postingan dengan label Random. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Random. Tampilkan semua postingan

8 Jan 2016

The 9 Demigods (Part 1)

Rayzi Rizqika hanyalah seorang anak laki-laki biasa.

Setidaknya dari dulu dia percaya begitu.

Setiap hari ketika berangkat ke sekolah, dia selalu menggosok perutnya dengan minyak telon Cussons yang botolnya kecil. Di saku celananya selalu tersimpan aromatherapy. Rayzi memiliki antibodi yang sangat minim, jadi mudah terserang penyakit.

Teman-temannya mengetahui kebiasaan muntah tiba-tibanya kalau sedang berbicara face to face. Bahkan jika presentasi, kalau angin AC-nya di swing, dia suka muntah. Sehingga nilainya langsung 50. Tapi emang nilai aslinya segitu.

Rayzi sangat kesepian di masa-masa SMA-nya.

Setiap dia ke kantin, jajan makanan menggunakan dollar, dia diusir ibu-ibu kantinnya. Rayzi akhirnya selalu membawa bekal dari rumah menggunakan Tupperware warna tosca dengan botol minum bergambar Chibi Maruko-chan dan kakeknya sedang minum greentea. Ya, gambarnya mesti begitu.

Namun, semua temannya di sekolahnya akan menjauhinya ketika Rayzi dengan cengiran baby chicken facenya bergabung di meja mereka.

Mereka akan meliriknya dengan hina, kemudian menjauh. Tidak lupa menarik meja dan kursinya juga menjauh.

Rayzi akan terbaring lemah di lantai dengan tupperware tosca dan botol minum maruko-kakek itu.

Dengan wajah sedih, ia mengalungkan botol minum marukonya, menatap teman-temannya yang tidak meliriknya kembali sama sekali, kemudian menghela napas, dan berjalan menjauh. Ia memilih meja kosong yang sudah usang di pojok kantin.

Dia membuka tupperwarenya, menampakkan nasi goreng kesukaannya buatan mamanya. Rayzi cengar-cengir. Ia meletakkan botol minum maruko-nya di samping tempat makannya, ia menatapnya dengan senyum lebar.

"Hanya kita bertiga, Maruko, Kakek," ujarnya, tertawa kecil. Maruko dan Kakeknya tidak merespon.

Senyum Rayzi memudar tiba-tiba.

"Anying gabawa sendok." kutuknya pelan.

Rayzi menutup wajahnya, kesal. Sial banget sih aku setiap hari. Ada apa denganku sih?

"Kamu kenapa sendirian disini?"

Rayzi mengangkat wajahnya, mata hitamnya bertemu dengan sepasangnya yang lain.

Seorang wanita berambut panjang yang wajahnya tidak begitu keliatan--entah karena backlight atau emang mukanya gelap.

"Siapa kau?" tanyanya penasaran. Rayzi membenarkan jambulnya.

Kemudian semakin lama, wajahnya muncul. Rayzi terkejut. Kenapa dia terkejut.

Wanita itu tersenyum manis pada Rayzi yang masih menatapnya kaget.

"Gue Shintya coy, anak baru disini. Gue daritadi dikejar-kejar cowok-cowok sekolah ini nih, alay banget sih mereka. Jadi gue kesini deh! Soalnya kayaknya lo doang yang gak alay, hehe"

 Wanita berambut panjang itu tertawa manis. Tawanya bagaikan setruman listrik bagi kuping Rayzi yang sensitif. Rayzi tersenyum awkward. Baru kali ini ada orang yang menyebutnya 'paling tidak alay'. Padahal dia dapet angket teralay di sekolah.

Shintya memecah keheningan antar mereka, "Eh, gue boleh duduk sini ga?"

"Engggggggggh.... I-iya, boleh, kok..." ujar Rayzi terbata-bata, menggeser pantatnya agar Shintya bisa duduk.

"Ih, lucu binggo!" Shintya menunjuk botol minum Maruko dan Kakeknya itu. Rayzi tersenyum,

"Iya, gemesin ya"

"Ihhh gue suka banget sama Maruko! Gilaaak lu ya!" Shintya toyol kepala Rayzi. Rayzi tiba-tiba memasang wajah takut, "kayaknya kita jodoh dah!"

Rayzi makin takut, "Enggghh... Ini Maruko dari mamah..."

"Oalah, jadi lo bukan fans Maruko?"

Rayzi menggeleng.

Realita, di setiap sudut kamarnya terdapat ;




Sangat bukan fans.


"Hmmm sayang binggo" ujar Shintya kemudian.

Merasa suasana sudah mulai kentang, Rayzi menutup tupperwarenya, mengalungkan botol minumnya, dan berdiri dari kursinya. Shintya mendongakkan kepalanya.

Ini memanjangkan leher jir.


 "Mau kemana?"

"Engggh... Aku mau ngencing dulu..."

"Oh. Ikut dong!"

Ebuset kuntilanak. "Kok ikut...?"

"Gapapa, biar saik berdua."

"Kencing aku kuning lho..."

"Kencing gue biru kok zi. SlawWsWs." ujar Shintya dengan sweg.

Rayzi sweatdropped.

Tunggu.

Rayzi kan belum ngasihtau namanya ke cewek ini. Tapi, kok...

Rayzi melangkahkan kakinya sedikit menjauh.

'Ini pasti orang yang diperingatkan mama untuk menjauh. Dia pasti tukang hipnotis... Mukanya aja muter-muter... Aku harus mengambil semprotan mata yang bikin pedes-pedes itu...' batinnya, masih menjauh. Shintya menatapnya bingung.

Rayzi meraba kantongnya. Adanya aromaterapi. Fakin aromaterapi.

Rayzi ingin berlari, tapi tiba-tiba di luar hujan. Tapi ia tidak peduli. Rayzi berlari sekencang angin, menerobos tetesan-tetesan air itu, keluar dari pagar sekolah, secara tidak sengaja cabut. Lolos dari satpam. Klise sekali untuk film romantis. Tidak, tidak ada bus yang menabraknya, apalagi naga yang menabraknya. Tidak, Indonesia, tidak.

Shintya meneriakkan namanya, "RAYZI-CHAN!!!"

Rayzi menoleh ke belakang, matanya membelalak, Shintya dengan rambut lepeknya mengejarnya!

"JANGAN IKUTIN GUAAA SETAN!!!!!!!"

"SIAPA YANG SETAN?! DIMANA SETANNYA?!!!! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Shintya lari ngebalap Rayzi.

"ADA SETAN?! AAAAAAAAAAAAAAA!!!" Rayzi makin takut, lari ngebalap Shintya.

"HAH ADA?! AAAAAAAA!!!!!" Terus saja begini sampai Cinta Fitri mulai season baru lagi.

Rayzi memang tidak ditabrak bus, truk, atau naga, tapi dia disambar petir. Yailah kesel w nulisnya

"KYAAAAAAAA!!!" Rayzi berteriak.

Shintya menghentikan langkahnya, kemudian menoleh ke arah Rayzi.

"Rayzi-chan!!!!"

Sambaran petir itu berhenti, botol minum Maruko dan tupperwarenya jatuh, menumpahkan seluruh nasi goreng telor mata sapinya.

Shintya berlari ke arah Rayzi, kemudian memungut nasi gorengnya.

"Sayang, lumayan buat makan di kosan"

Rayzi membuka matanya, "Anjir, tolong gua nyet"

"Lah, ngapain gua nolong lu!"

"Gua kesamber petir! Pasti badan gw ada yang salah!"

"Lah ini lu gapapa!"

"Nah aneh kan gua gapapa! Pasti gua kenapa-napa ini!"

Kemudian petir lain menyambar Rayzi.

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA SENPAI!!!"

Entah kenapa ada embel-embel senpai.

Shintya menutup tupperwarenya, "Ji, sendoknya mana?"

Rayzi membuka matanya lagi, "Mandul lu yak! Gua kesamber dua kali nyet!"

Shintya ngangguk, "Bunda paham, Bunda lihat sendiri, tapi Bunda butuh sendok saat ini,"

Rayzi mau nonjok Shintya

Tapi petir lain kembali menyambar,

"ANJIRDAH KENAPA GA SHINTYA YANG DISAMBER"

Shintya ngambil botol minum Maruko-nya Rayzi. "Buat gua yak!" tengil.

"Eeeeeh jangan :("

"Yaudah, cepet bangun!"

"Gabisa... gue kayaknya ini udah mati kesamber tiga kali..."

Shintya berdecak kesal, "Gabakal lah, lo kan anak Zeus!"

 Rayzi terdiam sejenak.

Shintya nae-nae

"Cewe sinting lu ya!" Rayzi menunjuk Shintya.

Shintya berhenti nae nae, "Lah kaga apaansi! Serius gua! Gua anak Poseidon!"

"HAH? KOK LU TAMBAH GADANTA DAH!"

"Serius gua!! Menurut lu kenapa gua disini?!"

"Mana gw ngurusin!"

"Gua diutus sama temen-temen anyink gua ke sini buat jemput lu! Kita udah nyari lu lama banget, akhirnya ketemu! Taunya lu fans Maruko kek w!"

"NGGAK. LO BOONG. LO. BULSIT. Gue harus balik ketemu mak gw!!!!"

"Menurut lo kenapa lo bisa tahan sama samberan petir, he?!"

"Karena Allah Maha Besar, Shintya!"

"SUBHANALLAH RAYZI!"

"YA! SEMUA DUKUNG RAYZI"

Ketika Shintya berulangkali mencoba meyakinkan Rayzi bahwa dia adalah setengah Dewa dan dia adalah anak Zeus, Rayzi pun berulangkali menepis pernyataan itu, berjalan menjauh seperti kamu. Terkadang datang, terkadang pergi. Sesuka hatimu. #tumblr


Tiba-tiba, sebuah cahaya muncul di hadapan mereka berdua.

Shintya panik, "Mampus gw!!"

Rayzi di sampingnya lebih panik lagi "KENAPAA"


Kemudian cahaya itu ngentutin dua makhluk dengan baju serba putih. Iya, seragam putih-putih sekolah Rayzi juga.

Rayzi mengernyit, "Kalian siapa?!"


Kedua makhluk itu, yang satu laki-laki, yang satu perempuan, menatap Rayzi dengan tatapan (sok) berkuasa. ((((Senior. Senior. Senior.))))

Yang pria melipat lengannya di depan dada bidangnya.

 Badannya kekar, giginya kekar, alisnya kekar. Semua kekar.



 Rayzi takut.  Dia merasa malu karena dirinya bahkan gabisa bobo tanpa boneka salamander.

"Nama gue Ivan. Gue anak dari Ares, Dewi Perang. Jadi gue suka kekerasan."

Kemudian yang perempuan, badannya seperti cilor. Rambutnya lurus namun lebih pendek dari Shintya.

"Nama gue Mira. Gue anak dari Apollo, Dewa Kesenian. Jadi gue suka pipis."

Ivan mengangkat dagunya.

"Disini kami ingin mengambil alih tugas Shintya yang sepertinya malah bermain-main. Saya gasuka. Saya mau ini menjadi hal yang diseriuskan." ujar Ivan.

Shintya berontak, "Apasih van! Gue ga main main!! Ini si Rayzinya aja yang kaga percaya!"

Ivan mengangkat alisnya yang kekar itu, "Lo. Bulshit binggo" tepis Ivan. "Gue bingung kenapa lo bisa jadi anak Poseidon, padahal lo selengean gini, nyelesain satu tugas simpel aja gabisa."

"Jaga bibir lo ya Ivan." seru Shintya, marah. Rayzi dapat merasakan perubahan aura Shintya yang drastis. Seolah-olah Chibi Maruko-chan nya hilang dan kini dia memiliki aura Dobby dari Harry Potter.











"Lawan aku, Ivan!"
"Lo gatau siapa gue?!"

Jangan berantem plis


Saatnya lari!

Ketika Rayzi hendak berlari, Ivan menonjok perutnya.


Rayzi langsung pingsan.


Mira menghela napas, "Goblok kan. Dibilang jangan nyakitin dia."

Ivan panik, "Eh, gimana dong... Gue gabisa menahan hasrat nonjok orang..."

Shintya tertawa, "Sudah kuduga kau akan menyakitinya, Ivan! Kau lebih buruk darikku!"

Ivan nonjok Shintya


Shintya pingsan.


Jadi ada dua orang yang pingsan.

Mira mau bunuh Ipan.


"Gue gamau bawa Shintya, rambutnya banyak kecebong. Gue juga gamau bawa Rayzi. Lo tanggung jawab."

Kemudian Mira menghilang duluan ke angkasa.



Ivan menyesali tindakannya tapi dia tidak bisa berbuat apapun untuk menebus semua ini. Ah... (sudah tidak tahu mau menulis apa)


------------------------





Rayzi terbangun di sebuah ruangan yang gelap, namun sangat megah.

Rayzi mengucek-ngucek matanya seraya menegakkan tubuhnya. Ia mulai merasa mual, ia mencari aromatherapy miliknya, namun ia tidak bisa menemukannya.

"... Jimat gw mana jir mau muntah..."

 Ketika dia berkata seperti itu, tiba-tiba, seseorang mendobrak pintu ruangan. Rayzi terkejut


Ternyata itu adalah Shintya.


Namun, ia sedikit berbeda, ia tidak menggunakan baju sekolah, namun lebih ke baju ikan

Kau sudah bangun Rayzi?

Rayzi meneguk ludahnya


Shintya lebih cantik jika berpakaian seperti itu


Rayzi mengalihkan pandangannya, membaca istigfar yang banyak

Shintya mengesot-ngesotkan kakinya yang terbalut sirip-sirip yang maksa, "Rayzi?"


Rayzi kembali memandang wajah Shintya, tersenyum, "Menurutlu nying?"


"Lu udah 4 hari pingsan sarap. Pempers lu diganti terus sama si Ipan bego, katanya sebagai pria baik dia harus bertanggung jawab,"

Rayzi memegang pantatnya. Iya, pantesan daritadi kresek-kresek taunya pemper.

Rayzi memandang sekitar, "Kita dimana shin?"

Shintya ikut memandang sekitar, mukanya mengobservasi, bibirnya monyong-monyong, jari telunjuk dan ibu jarinya mengapit dagunya. Dia merasa sangat seksi ketika dia melakukan hal tersebut.

Ya, Rayzi berpikiran bahwa Shintya seksi ketika menggunakan kemeja(?) ikan itu.

Belum sempat Shintya menjawab (((emang dia gatau))), pintu itu kembali di dobrak. Kini menampilkan dua manusia yang baru baru ini sangat dibenci Rayzi.


Ivan dan Mira.


"Eh, si anak pempers udah bangun" ledek Mira kepada Rayzi yang masih muka bantal.

Rayzi memalingkan wajahnya, kesal.

Seperti Shintya, Mira dan Ivan tidak menggunakan seragam sekolah lagi, tapi kostum khas milik mereka sendiri.

Yas, i look so badass over here come on fight me y all


Ya, Ivan bawa kuda



Namun, tak hanya mereka berdua, di belakangnya terdapat tiga wanita cantik yang bersinar-sinar sampai ingus Rayzi embel-embel


Yang satu terlihat jayus, karena dia tertawa cekikikan sendiri saat berjalan ketika kedua kawannya menatapnya jijik.

Yang satu jidatnya lebih lebar dari GBK, namun memantulkan sinar yang lebih bercahaya dari masa depan Rayzi

Yang satu menatap Rayzi jutek sambil ngemil mur dan kunci inggris. Di sekitar tubuhnya dicantolin beban seberat 25kg.


yang jidatnya lebar


Yang jayus (serem)

yang aneh


"Kalian siapa?!" Rayzi berteriak


Yang jidatnya bersinar menggelengkan kepalanya, "Benarkah ini anak dari Zeus? Sepertinya dia gapunya sopan santun." ujarnya pelan.

Yang ngemilin kunci inggris mengangguk, "Saya tidak suka caranya berbicara,"

Yang jayus ketawa, "HAHAHAHAHAHA RAYZIIII LUCU BANGEEEEET! Pasti anaknya Zeus! HIHIHIHIHIHIHI! Eh gue punya cerita! Kan tadi gue lagi cerita sama Shintya, terus, Shintya keentuuuutt!! HAHAHA LUCU BANGEEET HAHAHAHA!"

Rayzi diam.

Semua diam.


Kemudian, Ivan nonjok dia.

Dia pingsan.


Badannya kerempeng soalnya. Kayaknya livernya bocor.


"IVAN!! Kenapasih!" seru yang jidatnya lebar.

"YAAMPUN GUE GASENGAJAA!!!"


Ivan dikeluarkan dari geng the Blitzstar.



Sejak kapan dibentuk yayasan itu.



Kemudian, Bunga berdehem, "Rayzi Rizqika, saya tidak yakin kamu anak Zeus atau bukan-"

"BENER! DIA ANAK ZEUS! KESAMBER PETIR BERKALI KALI KAGA MATI!!!" potong Shintya semangat. Bunga menggelengkan kepalanya.


"Dik Tya, tidak baik memotong pembicaraan orang lain. Dengarkan saya dulu." Setelah Shintya diberikan morfin agar tenang, Bunga melanjutkan,

"Saya Bunga Mentari, anak dari Athena, Dewi Kebijaksanaan. Di sebelah saya, yang lagi ngremus kunci inggris, adalah Sarah Putri, anak dari Hera, Dewi Kewanitaan. Makanya dia suka menunjukkan emansipasi wanitanya dengan menjadi berotot. Lalu yang pingsan barusan, Delia Astrid, anak dari Aphrodite, Dewi Kecantikan. Namun sayang sekali, dia sangat jayus. Dia hampir terbunuh berkali-kali oleh Ivan. Ini kali ke 99-nya."

Rayzi mengangguk-ngangguk, tetap bingung.

 'Lalu... kenapa kalian menculik aku kesini?" tanya Rayzi dengan nada imut


Bunga menggeleng-gelengkan kepalanya. Ini orang hobi geleng pesimis juga. "Rayzi, Rayzi. Kamu jangan sok imut begitu." ujarnya bijak. "Begini, saya jelaskan, karena kamu dan Shintya adalah anak dari Dewa Tertua, jadi kalian sangat diincar oleh musuh. Kalian akan dihancurkan dan dimusnahkan dari bumi ini."

Rayzi membelalakkan matanya, "APA?!!!" Rayzi menutup mulutnya dengan tangannya, setitik air mata terlihat di pelupuk matanya, perlahan-lahan jatuh ke pipinya. Ia merasakan remuk di sekujur tubuhnya. Semuanya tampak blur, kecuali wajah Shintya yang mosaic.

Napas Rayzi tersengal-sengal, masih tidak percaya dengan perkataan Bunga tadi.

"Saya tahu ini berat, Nak Rayzi..."

"Tapi kenapa aku, Bunga?! Kenapa?!"

"Karena kamu adalah anak Zeus... Hanya kamulah yang dapat menyelamatkan kami dari serangan duo chocobo..." jelas Mira kepada Rayzi, dramatis.


Rayzi memasang tampang bingung , "Duo chocobo?"

Sarah mengangguk, lebih dramatis lagi, dia melotot, "Ya. Duo chocobo. Vito, anak dari Dewa Hades, Dewa Kematian, dan Made, anak dari Dewa Hephaestus, Dewa Api."

Rayzi menggelengkan kepalanya. "Apa mereka sepasang suami istri?"

"Mereka adalah sepasang kekasih yang sangat cocok. Tapi sayangnya, mereka ingin menguasai dunia. Tapi, untuk melakukan itu, Vito, yang menjadi otak dari rencana itu, harus menyingkirkan kamu dan Shintya. Karena itulah, kami menculik kamu."

"Shintya juga diculik?"

"Tidak, dia inisiatif datang sendiri. Awalnya dia mengaku-ngaku hamil anaknya Ivan karena dia ingin mendapat emas dari sini. Tapi setelah dilihat-lihat, wajahnya mirip ikan. Kami melakukan tes, ternyata benar dia anak Poseidon."

Rayzi menganggukan kepalanya.

Sarah mengangkat dagunya, sok tegas. "Jadi, Rayzi. Apakah kamu akan membantu kami mengalahkan pasangan itu?"

Rayzi berpikir sejenak.


"Rayzi tanya mama dulu ya"

-----------------------

PRANG!!!!!!








 



Seorang wanita langsung turun terburuburu dari tangga yang terbuat dari beton di sebuah rumah yang gelap seperti di dalam sebuah goa.

Pitok?! Ada apa pitok?!


 "Pitok?! Ada apa Pitok?!" seru Made dengan suara seperti ayam.

Vito mengepalkan jarinya, wajahnya merah, menahan amarah.

Vito sebel, Made


 "... Bunga Mentari telah menemukan Rayzi Rizqika... Kita terlambat..."

Mata Made melotot, hidung Made kembang kempis, tangan Made tiba-tiba tremor.





"Darimana kau tahu itu?!"


"Aku melihatnya sendiri. Ketika aku hendak menjemput Rayzi dari sekolahnya dengan berpura-pura menjadi abang gojek, tiba-tiba aku melihat dirinya ditonjok oleh Ivan, si laki-laki bersusu itu. Dan mereka membawanya, Made. Mereka... Mereka membawanya... Akh!"

Vito menutup wajahnya dengan kedua tangannya, kemarahan sudah memuncak.

Made menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia kesal. Namun, salah satu harus menjadi air dingin di suasana seperti ini.

Made merangkul Vito dari belakang, kemudian memijat pelan pundaknya (omg gw muntah nulisnya im sorry pak wayan dan pak tirton:( )

Astaga salah bgt gua milih face in hole ini


"... Sayang, sudah, jangan marah-marah, nanti jadi tambah jelek... Aku gamau keturunan kita jelek"

"Tapi...-"


"SSSSHHHH" Made mendiamkan Vito dengan jempol kakinya, "...sudah, sekarang, daripada kita marah-marah, lebih baik kita serang saja markas mereka, kita ambil Rayzi, kita hasut dia untuk bergabung dengan kita."

Vito tersenyum jahat, menyingkirkan sikil Made dari mulutnya, "Bagaimana kalau kita menculik Shintya juga? Siapa tahu dia berguna,"

Made mengernyitkan dahinya, "Bukankah walaupun dia anak Poseidon, dia takut air? Dia pernah tenggelem di akuarium kan?"

Vito menggelengkan kepalanya, "Made, rumah kita ini banyak sarang laba-laba. Kita butuh seseorang untuk membersihkannya."

Made melotot, kemudian mengangguk ngangguk, "OOOO IYA IYA IYA OKE OKE"


https://blog.clubcarlson.com/wp-content/uploads/2014/04/shutterstock_129314522-1024x876.jpg


"... Jadi bagaimana kita menyerangnya?"


Vito tersenyum jahat.


"Malam ini kita serbu markasnya. Kita sekap anggota mereka yang paling ringkih dan yang paling dibenci Ivan agar meminimalisir ketahuan oleh si tukang pukul itu."


Made mengernyit, "Siapa yang akan kita culik?"


Vito tertawa jahat. "Delia Astrid si jayus. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHA"

Made ikut ketawa, "HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA"


"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA"


"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA"


Tunggu kami.




TO BE CONTINUED




Maap. Lagi frustasi. Jadi gajelas. Byeee


14 Feb 2015

Uzumaki Vito & Uchiha Ivan? - Part 1




E bego, salah.

 THE TALE OF UZUMAKI VITO
AND
UCHIHA IVAN





Uzumaki Vito



Siapa yang tidak mengenalnya? Bocah berusia 15 tahun yang tampan, lucu, sixpack, dan cool ini sangat (tidak) disukai  semua warga Galangakure yang makmur itu. Tapi sayangnya, Uzumaki Vito, yang akrab disapa Bito, sangatlah introvert.


Bito bersekolah di Galangakure Academy saat ia berusia 8 tahun. Ia sadar bahwa teman-temannya adalah bibit-bibit ninja yang sangat berbakat. Ia sangat ingin bermain bersama mereka, namun, Bito sangat malu.

Saat itu, Fahmi-sensei sedang menjelaskan materi. Bito tenggelam dalam lamunannya. Memikirkan bagaimana cara menghilangkan rasa malunya untuk bergaul bersama temanteman. Dalam hatinya, ia ingin sekali menjadi anak eksis, yang setiap harinya mendapat 100 likes di ask.fm walau dia cuma answer pap abis mandi atau foto diri sendiri lagi tidur. Ya, Bito sangat menginginkan itu.


22 Mar 2014

Hunger Games banget apa gimana?



Haluuuu

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menulis sebuah cerita yang gapenting sifatnya.

Inilah jadinya kalau salah satu keturunan dewa Zeus, Shintya Ayu Lestari, dan salah satu keturunan Poseidon, Dhaifina Ghassani, yang notabene sama sama rusuh, malu maluin, dan of course tepok pantat, main di salah satu acara TV favorit kita, Hunger Games.

15 Mar 2014

22 Jun 2013

Tim sirkus abis UKK

"Ah sumpril nih, giliran belajar sampe bego, nilai kayak begini. Giliran ngasal dapet bagus. Mending gua gausah sekolah! Anding."

Dikutip dari ucapan seorang Professor lulusan Universitas Oxford didikan Aristoteles, dilatih dengan baik oleh Plato, dan dibina dengan hati-hati oleh Socrates. Siapa lagi kalo bukan Shintya Ayu Lestari.

Ohya, ada lagi, si Bunga, kalo anak-anak lain mah naik kelas di 39 aja sampe ngesot-ngesot kayak lagi lomba balap keong, dia malah bingung mau masuk IPA apa IPS. Masalahnya nilai-nilainya bagus-bagus semua.

"Duuh gue gimana nih..."

"Anding lu, bung." sahut si Professor.  "Lu bingung milih jurusan. Lah gua mau masuk IPA tapi pintunya dijaga Adolf Hitler sama Benito Mussolini. Kalo dijaga One Direction kaga ngapa dah!!!"

"Lahilah shiiin, tapi kalo lu di IPS gapapa kali shin. Siapa tau lu lebih jago di IPS."

"Lah apaan anding. Gua lagi baca LKS nih ya, 'Yunani Kuno adalah bla bla bla', nah pas gua tutup bukunya, 'Yunani Kuno.............................anding tadi gua baca apaan'. Baru napas aja lupa gua, gimana mau masuk IPS."

Iya, emang sih, sekarang murid Socrates ini lagi bingung mau milih jurusan apa. Berdoa aja kalo dia masuk IPA, dia jadi anggun dan martabatnya naik, kalo dia gamasuk IPA, yaa berdoa aja dia ga minta ke Bu Ermi untuk men-tidaknaik kelaskan dia.

"BU ERMIIII SAYA GAMAU NAIK KELAS BUUU!! HUEEE!!!" *meluk Bu Ermi* *menangis dipelukan bu Ermi* *ingusnya kemana-mana*



Anyway, beberapa hari silam, setelah UKK, dan setelah Mahali sunatan, Shintya curhat sama saya ;

"Eh kok gua berontak banget sih di blog lu, mir? Gua tuh pengen anggun sumpah. Bikin gue anggun ngapa mir di blog lu."

Nah, ini.

Karena ada request dari kawan kita, mari kita bikin dia lebih anggun dari Arnold Schwaasazadhawewheguwer! 

26 Apr 2013

Edo taken by Shintya?

Diduga membenci satu sama lain dengan hasrat membunuh, mereka sama-sama jatuh pada lubang bernama cinta.

Cinta

Cinta

Cinta

Shintya tidak menduga bahwa tanggal 25 April 2013, Edo akan menembaknya dengan cara telepati, dan Shintya menerimanya secara reflek dengan cara kentut sembarangan. Dan mereka pun resmi menjadi pasangan sehidup semati Bonaventure. Ngalahin Yosafat - Angel.

EDO WANDA

SHINTYA AYU LESTARI



!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!



<33333333 br="" emot="" pantat="">

Selain itu, mereka pun memiliki chemistry yang sangat indah.

Misalnya, ketika mereka belajar Seni Rupa bersama, mereka (terpaksa) satu kelompok.

Dan ketika itu, Alya Nadira, sang master melukis dan prakarya, belum mendapat kelompok, sehingga Kamal (yang juga kelompok Shintya) menawarkan Alya masuk ke kelompoknya.

Alya nyengir.

"MAUUU!!!"

Shintya udah seneng banget, terus dia ngelirik ke Edo. Saya yang bisa ngebaca raut mukanya, menerjemahkan begini,

"Alya yang pinter, berbakat, dan jago bikin gini ginian dalam beberapa hari, dibandingkan Edo yang suka tidur, tukang kentut, ngupil, dan gesekkin idung ke baju gue?"

Nah itu dilemma di kepala Shintya.

Edo mukanya udah melas banget mau dibuang dari kelompoknya.

Dan akhirnya.

"Yaudah deh gajadi al. Gue kasian ama Edo." 

SHINTYA MEMBELA PACARNYA.

Edo langsung berterimakasih.

"Jaket gue jangan dipegang nyet." 

Yak itulah cara Edo berterimakasih pada ShinTya.

Oh ya, ketika Edo mau retret. Karena mereka udah resmi pacaran, pastinya kalo mau kemana mana harus izin sama pacar dong ya?

Bayangan saya :

Edo : *dateng nyamperin Shintya yang lagi bengong, sedih mau ditinggal pacarnya nginep semalem*
Shintya : *meper ingus ke tiang balkon*
Edo : *berdiri disamping Shintya, terdiam, memikirkan kata kata yang tepat*
Shintya : *ngelap ingus*
Edo : *menghela nafas*
Shintya : *mencuri nafas*
Edo : *megang kepala Shintya, mengelusnya lembut* "Yang, aku mau Retret dulu ya."
Shintya : *mengalihkan kepalanya kearah lain, risih* "Yaudah sana."
Edo : "Kamu jangan ngambek dong."
Shintya : "Ngga ngambek."
Edo : *ngerangkul pundak Shintya, memaksa Shintya untuk menatapnya* "Kok gitu sih? Aku cuma pergi semalem yang."
Shintya : "Yaudah."
Edo : *menghela nafas* *mengelus rambut lurus Shintya* "Yaudah, aku pergi ya? Jaga diri. Jangan lupa makan. Kamu biasanya kalo ga aku ingetin suka ga makan, sok nyakitin diri. Jangan gitu ya yang?"
Shintya : "Iya sayang. Tapi kamu sms aku ya?"
Edo : "Jika Pak Monang mengizinkan, aku akan menghubungimu yang."
Shintya : "Pak Sitinjak ikut ga?"
Edo : "Ikut yang."
Shintya : "Pesen D'Crepes ya."
Edo : "....udah alih profesi yang jadi Gu Jun Pyo."
Shintya : "Ah udahlah do kamu ngungkit ngungkit mantan aku terus. Aku udah ga ada apa apa sama dia..." *nyingkirin tangan Edo*
Edo : *menghela nafas panjang, menatap Shintya lembut* "Yaudah yang maafin aku. Yaudah. Aku turun ya. Ini saatnya aku menemani Ivan merantau kesana."
Shintya : *menghapus titik air mata*
Edo : *muka cemas* *menggenggam tangan Shintya* "Sayang jangan nangis...."
Shintya : "Aku masih kangen kamu do......"
Edo : *peluk Shintya* "Aku juga sayang.......udah jangan nangis. Aku pasti balik. Balik untuk kamu. Aku janji."
Shintya : "Janji?"
Edo : "Promise."



Realita

"Eh gue Retret dulu ya njing."

Edo to Shintya.



Yaudahlah. Langgeng kalian berdua. Semoga Wira yang selalu bilang "I Love You" ke Shintya ga merusak hubungan kalian.


Dan ini beberapa foto paparazzi yang saya dkk dapatkan dari mereka.

Check it ouuuuttt













 



Yaudahlah segini aja.


Selamat tidurrr yang disini yang disana :)

22 Mar 2013

A Night To Remember - Bnv'13 Mau Punya Cerita

Tanggal 16 Maret kemarin, Bonaventure'13 yang berisikan anak-anak alay nan manis itu bikin acara Barbeque-an plus sleepover. Pelaksanaannya dirumah Komandan Alya, dan nginepnya yang cewek dirumah Komandan Alya dan yang cowok di Pion Vito. 

Sekalian, Alya tanggal 17-nya ulangtahun. Sooooo......sekalian celebrate gituuu malem malem sambil nyalain kembang api. Katanya Shintya mau bawa. Tapi gajadi gara-gara diceples ama maknya. Katanya "KAMU MALU-MALUIN EMAK YA DIK!" - sambil nyeples pantat Shintya yang nangis kejer.

"Ceples aku Sarah. Aku sudah kebal" - Shintya to Sarah

 Jadi, diawali dengan bakar-bakaran, dan bernyanyi bersama, dan kesan pesan yang bener-bener absurd. Apalagi dari Vito, yang bener-bener memperhatikan satu persatu karakter anak-anak di kelas, dan yang paling kocak itu pas dia ngedeskripsiin Raihan, sang ketua kelas yang super jaim yang diduga menahan hajat.

11 Mar 2013

Camera Caught Them

Beberapa foto absurd dari Bonaventure'13........Yak.


Dua jiwa yang mukanya paling absurd.


Imut sal


Pemotretan bersama bang Yoppy, guru ppl Sejarah kelas 10 Galan. Mahali gagal foto. Dan................
Where's Shintya?
Abi : "Gender gua apa??! Pusing ah. Ikut foto aja deh buat jaga-jaga kalo gua cewek. Ahhhh."
Bagus do.
Terus berkarya rin.
Katanya mau belajar dance bersama Yama, ri? Kok malah kabur? :)
Raihan : "Gila kebelet kentut. Kentut dulu ah........."
Wira : "HuaaaaaHh.... Oksigen hari ini berbeda yah."


Ampun tik.

Maaf tik.

Diduga takut dengan Edo, terpaksa Aya menyerahkan bekalnya.

Vito Savero, tidur dengan gaya tak mainstream.
"Inspirasi datang dari mimpi. Teruslah tidur saat pelajaran." Non mainstream, Vito.
Niat foto sama Shintya bertompel, malah ada ginian.
Iya do.
Sarah : "Lo ngapain shin?"
Shintya : "Latihan buat konser."
Sarah : "Konser apa?"
Shintya : "Topeng monyet ngepet."
"Dimana ada kesempatan, makanlah. Sebelum makanan itu basi dan meracunimu." Faisal Yudi. Anti mainstream
Gapapa shin.
Lagi foto.
Sesudah foto.
Bukan temen gua
Kasta atas men!!!!!!
Masih kasta atas!!!!!!!
Kasta bawah.
Gaada Pique trit.
Iya strid.
Dik Tya nangis.
Fosil Pithecantopus erectus yang tertinggal.
Shintya : "Booeng pantat gue gatel."
Bunga : "Dih......................"
"Kalian malu ga sih punya temen kayak gue? " Dik Tya.
Abi : "Jadi lo single? Putus setelah 2 hari? Karena ketauan lo cuma pelampiasan? Sebulan, diputusin? Karena diselingkuhi?"
Shintya : "He mm."
Crying while watching Raisa's performance, Could it Be Love. Kenapa?
Sit Up selagi teman temanku tak melihat.

Dik Tya, ketauan mau bajak hp eke.

Abi : "UDAH! UDAH JANGAN PUKULIN ABI LAGI! UDAH! SAKIT DO SAKIT! UDAH!!!"


Abi : "Bujangaaaan~ Bujangaaan~ Bu Jangan~"
Janu : " ............... Ya bi."
Abi : "Kok gua ga putih putih sih udah dipakein ginian? Bete gua gamau sekolah tanggal 12 Maret - 19 Maret. Jir."
Alya : "Iyalah libur."
Sarah : "Shin awas gue mau foto kru-nya."
Shintya : "Hah? Bukan gua? Emang gua bukan kru? Jing."

......................itu Sasuke ngapain?

Sisi lembut dari Vito Savero

Eri : "To! Jangan pipis disini lah, turun!"
Vito : "Oh, emang gaboleh?"
Sarwo : "Yah. Temen gue yang bloon nambah lagi."

Disaat semua serius berfoto, anak ini tidak.

Shintya dan Tika2, kembar tapi tak sama.

Difa Rashif, anak baru yang berusaha mencium sikutnya tapi tak berhasil.
Delia Astrid, numpang lewat.

Inilah contoh orang 'mau tapi malu' di foto.

Iya bi. Bagus.

They definitely are twins.

BRACE YOURSELF! DIA AKAN MUNTAH!

Tika 1 : Ningtyas, kok lu ga dipanggil Ningtyas?
Tika 2 : LU PANGGIL GUE NINGTYAS SEKALI LAGI, GUE PENGGAL PALA LU!
Tika 1 : Maaf tik.

Ini adem, tapi pake payung.

Iya. Gapapa do.





Made, mencoba mengeluarkan gigi atasnya.






http://thumbp2-sg3.mail.yahoo.com/tn?sid=2828453327&mid=AKqRCmoAAOi2UT2W%2FgGsuTq7t%2BA&midoffset=2_0_0_1_21872217&partid=2&f=1923&fid=Inbox&w=768&h=490
Iya to.



Abi. Mencoba melawan Ivan.

Shintya berjualan.



Abi, with his new hair accessories.

Shintya : "Jijik juga gue sama gue."
Sarah : "Gue lebih jijik."

MADE BERPONIIII!



Kuda reot all the way. Edo dan Vito berpose sangat baik.

Bad romance.


Iya do. Iya.


https://twimg0-a.akamaihd.net/profile_background_images/737859292/51c3b233ed59e445cafe8d1d08906e87.jpeg
Bonaventure'13