Siang! Siang! Siang!
MANA SUARAMU?! LEMAH!
SIANG! SIANG! SIANG!
Astagfirullah. Efek OPPK.
Jadi......kemarin malam saya baru pulang dari Bogor untuk pelatihan mental dan kedisiplinan di Batalyon 23 Kopassus bersama semua angkatan kelas 10 39'15. Dan semua pelatihan itu dilati oleh Tentara Kopassus.
Dan, tubuh saya remuk semua. Dijemur, disuruh tiarap, jongkok, merayap, merangkak, berguling. Sumpah satu angkatan gosong semua. Bahkan pas nunggu di lapangan, nunggu truk dateng buat nganter kita pulang, itu bagaikan TKI abis kerja tanpa upah dan ingin pulang ke kampung masing-masing. Ya. Sangat persis.
Kebetulan saya dapetnya bus. Saya se-bus sama Bunga, Sinta, Shintya, Sarah, Astrid dan sebagian anak X-B di belakang kami. Didepan saya Pak Usman dan Bunga. Saya duduk sama Sinta. Shintya dan Sarah disamping saya, dan Astrid dibelakang mereka. Dan kami udah kayak Apes yang baru dikasih pisang.
Nah didepan bus kami itu truk yang berisi anak-anak cowok X-B plus Ririn yang mengasingkan diri disana.....dan tertidur pulas disana.
Pas mau berangkat aja udah ada pemandangan yang tak layak dilihat. Rayzi (yang kebetulan lagi madep blakang dan memantati bus kami), dipelorotin celananya. Sinta dan Bunga teriak, terus ngakak. Pak Usman kaget, langsung bilang "Astagfirullah". Sinta, dengan sok polosnya bilang "Kesucian mata gue ternoda..."
Kejamnya , di truk itu, mereka membiarkan dua anak cowok kelas lain duduk dibawah.
Mirisnya, kedua anak itu...ya miris. Ada salah satu anak sepuluh B yang bawa roti coklat besar, dan semua anak-anak disana dibagi. Jadi roti itu di oper ke semuanya kecuali dua anak itu yang duduk dibawah dengan muka mupeng. Bunga, saya, Sinta, Shintya, dan Sarah cuma ngakak ngeliat mereka. Pak Usman geleng-geleng kepala sambil ketawa dan tentara yang nyopir bus-nya ketawa nyengir.
"Sumpah, itu mana kebersamaannya coba." cetus Bunga. Om-om-nya ketawa.
Pas rotinya udah abis, dengan polosnya, Vito nepuk bahu anak mupeng tersebut. Kami tak tahu Vito ngomong apa, yang jelas, anak itu tersenyum melas.
Vito dan Sarwo, dengan muka absurdnya, (dan kebetulan saat itu sedang hujan) memasang wajah bengong dan stay cool sambil memandang kosong ke jalanan.Dan paling absurd itu Vito.
Rizki Sarwo Edi, melas, ngeliatin Vito. |
Vito, 15 tahun. |
Vito, masih 15 tahun, merenungi nasib. |
Dan setelah Vito melakukan ekspresi tersebut, ia langsung mengulurkan tangannya dan merasakan rintik hujan. Ekspresinya tidak berubah. Sekarang, ia bener-bener mirip cowok yang abis diputusin ceweknya di hari hujan kemudian ia merasakan dinginnya sentuhan hujan...
Kayak gini, tapi abalan. |
Pas di bus, ini badan gakerasa remuk. Malah dipake buat gerak gerak ngebully Shintya yang di bus kena epilepsi akibat OPPK. Dia tiba-tiba teriak,
"PELATIH! ADA YANG ALERGI RUMPUT PELATIH!
"PELATIH! ADA YANG ALERGI NASI PELATIH! MAU KUSAJIKAN APA?! SPAGGETI?! PIZZA?!"
"Lemah kalian! Kalah sama PAUD!"
Dan akhirnya setiap ada anak kecil lewat, pasti Shintya ngeluarin kepalanya dari jendela terus nyapa (baca : trolling)
"Heh, PAUD ya? PAUD? Lo lebih senior daripada gue...."
Dan selanjutnya, Shintya akan mengeluarkan tangannya dan dadah dadah sama orang orang dibawah. Random sekali.
Dan kebetulan, dibelakang ada Janu. Pas Shintya dengan bahagia-nya melambai lambai ke semua penjuru seperti Ratu Elizabeth yang oprasi plastik gagal akibat ketumpahan coklat panas dan melepuh, saya suruh dia melambai ke pojokan, tempat duduk Janu.
"Hey kau jangan lambai lambai keluar terus! Lambai lambai ke pojokkan!"
Shintya diem. Kemudian mengeluarkan jari telunjuknya dan meletakannya didepan bibirnya sambil senyum senyum malu. Lama-lama telunjuknya naik keatas dan hidungnya pun seperti hidung...babi....
Reka adegan Shintya ketika saya mengancam memberitahu Janu |
Reka adegan Shintya ketika saya teriak nama Janu |
Dan hal absurd lainnya juga dilakukan oleh Shintya. Seperti pura pura ngupil pas nyenterin muka Sarah lagi tidur terus Sarahnya kebangun, panik pas dia nutup atap bis yang mengeluarkan suara keras dan langsung bilang "Gue kira ada bom...", tanda tangan di kaca yang berembun, foto alay, nahan kentut, sampe akhirnya kentut beneran.
Di bus, Shintya curhat. Mamanya nawarin dia Teriyaki.
"Dek, mau Teriyaki?"
Shintya dengan muka polos nan tablonya, dan reflek, menjawab, "Mau."
Dan mamanya teriak di kupingnya. "AAAA!"
Teriak, Teriyaki, "Teriaki".
"Sejak saat itu gue gamau makan Teriyaki lagi...." curhat Shintya
Yeah, walaupun kulit gosong, badan remuk, dan kawan kawannya, OPPK itu banyak ngasih manfaat dan pengalaman. Juga seru. Apalagi jurid malam. Yak. Ini membuat kaki saya pegel, tangan remuk, tangan lukaluka, lutut luka, dan jari kebeler lebar.
Sebenernya jurid malam ga serem serem amat. Yang ngagetin juga itu tentara, dan itu ga serem. Sekalinya serem, itu yang genderuwo pake senter merah pake mulut dijait dan mata keluar. Itu juga saya ajak curhat.
"Weseseh pak. Jangan ngagetin pak, astagfirullah. Assalamualaikum! Lewat boleh ya pak?"
Dan saya diabaikan.
Maria, yang ada dibelakang saya, nyengkrem bahu saya erat.
Tapi yang seru itu, pas abis jurid malam. Beh, nyampe nyampe ke garis finish, saya langsung ditawarin minum sama kakak popsma tapi disuruh nyanyi dulu....terus dimodusin dulu....yaudah deh. Tapi seru sih. Terus laporan sama kakaknya.
"Kesan yang kalian dapetin setelah jurid malam ini apa?"
Maria jawab, "Kita harus berani, karena disitu emang gaada apa-apa, terus, menjaga amanah.."
"Selain itu?" tanya kakaknya lagi.
"Banyakin zikir, kak..."
Kakaknya ngeliatin saya polos.
"Banyakin zikir...iya..... terus nametag kalian masih utuh ga?"
"Ancur kak" saya jawab.
"Yah....sebenernya tujuan kalian malam ini itu bagaimana cara mempertahankan nametag kalian walaupun susah..karena harga diri kalian ada di nametag itu."
Saya sama Maria bertukar pandang.
"Harga diri kita rusak, na." tutur Maria. Saya ngangguk.
"Pembegadangan gue hancur." ujar saya.
Kemudian kita berkumpul, nungguin yang udah selesai jurid malam. Dan itu seru, bagaimana kami berkumpul dan cerita cerita satu sama lain. Pokoknya solid lah walaupun sksd baru kenal. Untung ada Sarwo.....
Kemudian kami kembali ke tenda masing masing dan ganti baju, abis itu ke lapangan hitam.
Nah disini, kami semua seangkatan tidur dilapangan. Katanya sih dikasih waktu lima menit. Taunya lebih lama. Wkwkwk surga banget tidur malem malem jam 2-an lah bareng-bareng.Tapi gaenaknya, pantat saya ketusuk kerikil. Yakin ini mah pantat udah ada bercak bulet bulet gitu. Terus akhirnya saya tidur dibarisan paling belakang sama Sinta.
Awalnya saya tidur di kaki Sinta, tapi lama kelamaan, kepala saya mantul di aspal. Dan itu sakit ya. Sakit.
Dan akhirnya kami disuruh balik ke tenda, dikasih waktu tidur cuma sejam. Alright alright, mata bengkak pelatih!
Dan rafling!!
Oh yeah loncat dari ketinggian 15 meter itu sesuatu. Terlihat menakutkan, tapi mengasyikan saat dicoba. Saya jadi pengen lagi.....
Yeah. Intinya badan saya remuk setelah OPPK.
Dah.
*persiapan mati* |
wowwww seru bener broh!!!! :D
BalasHapuslucu juga temen kamu si shintya ituu wkwkw
mamanya juga.. teriakiii!! wkwkw :p
Hahahaha emang dia gila banget :p
Hapus